SAMPIT, radarsampit.com – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menginginkan agar pembangunan pabrik es, pabrik pengolahan pakan ikan, dan ternak dapat terealisasi tahun ini. Untuk itu, dia sendiri yang akan mengawal prosesnya.
”Saya ingin ini menjadi perhatian semua satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) terkait. Saya akan mengawal sendiri ini supaya semua ini bisa terwujud tahun 2023. Paling lambat tahun 2024 harus terwujud semua itu,” tegas Halikinnor yang hadir pada pembukaan acara forum konsultasi publik rancangan awal RKPD Kotim tahun 2024, Rabu (8/2).
Halikinnor mengatakan, pembangunan tersebut menyangkut kesejahteraan masyarakat. Sebab, apabila Kotim bisa membuat pakan sendiri, baik pakan ikan maupun ternak, akan bisa bersaing dengan daerah lain, seperti Banjarmasin.
”Kekalahan kita dengan Banjarmasin, di sana bisa membuat pakan sendiri, sehingga kalau mereka bawa ayam ke sini berarti banting harga, akhirnya petani kita kolaps, karena harga pakan di pasaran sekitar Rp14 ribu per kilogram. Kalau memproduksi sendiri bisa Rp6.000-7.000 per kilogram. Petani kita bisa sejahtera dengan harga segitu. Ini tidak perlu dana besar. Potensi sumber daya alam untuk bahan bakunya juga ada,” ujar Halikinnor.
Halikinnor melanjutkan, anggaran untuk pembangunan pabrik pengolahan pakan ikan yang dia minta tenyata hanya bisa bangun gedung, bukan termasuk mesin.
”Hal ini harus jadi perhatian, karena saya pikir tahun ini sudah ada. Begitu juga dengan pembangunan pabrik pakan ternak ayam maupun sapi,” tambahnya.
Halikinnor melanjutkan, kondisi anggaran daerah saat ini masih terbatas, sehingga harus memilah dan memilih yang penting yang menjadi kebutuhan, dan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Termasuk yang harus digaris bawahi adalah menyiapkan tentang pabrik pengolahan pakan, baik ikan maupun ternak, dan pabrik pengolahan es,” lanjutnya.
Termasuk untuk pabrik pengolahan es, Halikinnor meminta hal itu juga harus menjadi perhatian SOPD terkait. Sebab, dia mendapatkan keluhan dari nelayan yang sampai dua bulan tidak melaut, bahkan mengantre karena tidak bisa mendapatkan es balok.