Raksasa Jalanan Ramai-Ramai Lintasi Jalur Kota Sampit

Lingkar Selatan Mulai Rusak Lagi

jalan rusak
RUSAK LAGI:  Sebuah truk melintas di jalur lingkar selatan Kota Sampit yang kembali rusak, bergelombang, dan berlubang di beberapa titik, Rabu (20/9/2023). (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Jalanan Kota Sampit belakangan ini kembali disesaki truk angkutan berat perusahaan. Jalan Kapten Mulyono menjadi salah satu jalur dengan tingginya itensitas lalu lalang raksasa jalanan. Longgarnya pengawasan ditambah kembali rusaknya jalur lingkar selatan, membuat sejumlah sopir leluasa melintasi kota.

Pantauan Radar Sampit dalam beberapa hari terakhir di Jalan Kapten Muloyono, dari pagi hingga siang, lalu lintas truk perusahaan pengangkut sejumlah komoditas nyaris tak berkesudahan. Bahkan, antrean panjang yang sebagian besar dijejali truk, kerap terjadi di persimpangan MT Haryono saat lampu lalu lintas menyala merah.

Bacaan Lainnya

Sejumlah pengguna jalan lainnya, terutama pengendara motor, khawatir dengan kondisi tersebut. Pasalnya, potensi kecelakaan sangat tinggi karena angkutan berbadan besar yang sering melintas di jalur padat tersebut. Apalagi sebagian sopir terkesan kurang hati-hati saat mengemudi di jalanan kota.

”Jangan sampai kecelakaan yang merenggut nyawa kembali terjadi karena tingginya lalu lintas truk melintasi kota,” kata Dani, warga Ketapang yang kerap melintas di Jalan Kapteng Mulyono, Rabu (20/9).

Baca Juga :  Pemprov Kalteng Berikan Subsidi Beras untuk Mahasiswa

Sementara itu, di jalur lingkar selatan, jalan yang tadinya sudah lumayan nyaman dilewati, kembali berkerikil kasar, bergelombang, dan muncul kubangan di delapan titik. Meskipun tak senyaman lima bulan lalu, jalur tersebut masih sering dilewati kendaraan angkutan berat, seperti truk tangki CPO dan truk besar lainnya.

Sepanjang pengamatan Radar Sampit, tak ada satu pun sopir truk yang berani mengemudi dengan cepat. Pasalnya, ketika mendekati jalan ke arah Bundaran Balanga dan arah Bundaran KB, lalu lintas kendaraan angkutan berat cukup padat lalu-lalang dan saling berpapasan.

Rusli, sopir yang mengemudikan truk tangki bermuatan crude palm oil (CPO), terlihat sedikit oleng ketika melewati jalan yang bergelombang. Dia lalu menepikan kendaraannya saat bertemu kawan sesama sopir yang singgah di jalur lingkar selatan.

”Jalan masih rusak. Kalau lewat enggak bisa ngebut. Bahaya kalau bawa muatan. Saya lewat lingkar selatan harus hati-hati menghindari kubangan. Kalau tidak waspada melihat jalan, bisa-bisa terperosok ke lubang,” kata Rusli.



Pos terkait