Raksasa Jalanan Ramai-Ramai Lintasi Jalur Kota Sampit

Lingkar Selatan Mulai Rusak Lagi

jalan rusak
RUSAK LAGI:  Sebuah truk melintas di jalur lingkar selatan Kota Sampit yang kembali rusak, bergelombang, dan berlubang di beberapa titik, Rabu (20/9/2023). (HENY/RADAR SAMPIT)

Rusli mewakili sopir lainnya yang biasa melewati jalur lingkar selatan mengusulkan kepada pemerintah agar rutin melakukan perbaikan dan pemeliharaan jalan.

”Kami sebagai sopir tidak terlalu memikirkan jalan ini kewenangan provinsi atau kabupaten sepanjang jalur lingkar selatan ini belum semua diaspal. Masih banyak jalan yang rusak. Kalau ditimbun agregat, enggak langsung diaspal, paling bertahannya tiga sampai enam bulan saja. Kalau enggak rutin dipantau, ya rusak lagi seperti sekarang,” katanya.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, pemerintah daerah harus segera memprioritaskan pengaspalan jalan di jalur lingkar selatan yang menjadi akses utama jalur perekonomian, di mana kendaraan angkutan berat setiap hari melewati jalur lingkar selatan.

”Ini musim kemarau. Kalau kami lewat jalan berdebu. Coba kalau musim hujan, jalan sini becek, kubangan air semakin dalam dan seperti kolam. Daripada buang-buang anggaran menimbun agregat terus-terusan, mending pemerintah menganggarkan dana supaya jalan ini diaspal. Lebih baik modal anggaran sekali besar, biaya pemeliharaan rutin lebih ringan, daripada menimbun agregat, pasti rusak lagi,” ujarnya.

Baca Juga :  Parah! Lebih dari 200 KK Terdampak Banjir Musiman di Utara Kotim

Dia menegaskan, pihaknya tak ingin disalahkan apabila jalur lingkar selatan rusak dan tak segera diperbaiki, para sopir kembali masuk melewati jalan dalam Kota Sampit.

”Menyuruh sopir angkutan lewat jalur lingkar selatan, tapi jalannya saja enggak aman dilewati, sama saja bikin kami celaka. Jangan salahkan para sopir kalau masih ada yang lewat jalur dalam kota. Sebagian kawan saya masih sering bawa angkutan lewat jalan dalam Kota Sampit, tapi sambil lihat situasi juga, tak asal masuk. Lihat waktunya juga,” katanya.

Jalur lingkar selatan memiliki panjang 6.900 meter dari Bundaran Balanga sampai bertemu di Bundaran KB. Sepanjang kurang lebih 7 km tersebut, ada sekitar 2 km lagi ruas jalan lingkar selatan yang belum beraspal dan masih berupa tanah agregat.

Ruas tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Rencana Pemprov Kalteng menganggarkan dana untuk pengaspalan jalan hingga kini belum juga terealisasi.



Pos terkait