Ratusan Pelajar SD Dibawa Nobar Film G 30 S PKI

nobar film pki
NOBAR: Ratusan murid SDN 10 Mentawa Baru Hulu nonton bareng film Pengkhianatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI), Jumat (30/9). (IST/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – SDN 10 Mentawa Baru Hulu menggelar nonton bareng film Pengkhianatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI). Sebanyak 156 murid dari kelas 1 – 6 menyaksikan film berdurasi hingga 4,5 tersebut di teras kelas.

Selama film diputar, ratusan siswa yang hadir membawa buku catatan untuk mencatat dan memahami sejarah peristiswa di balik peristiwa itu. ”Sengaja kami tayangkan ke para siswa, karena saya ingin siswa tidak melupakan sejarah. Mereka perlu mengetahui, memahami perjuangan pahlawan yang gugur dalam peristiwa itu,” kata Halimah, Kepala SDN 10 MB Hulu, Jumat (30/9).

Bacaan Lainnya

Halimah teringat di awal kariernya sebagai guru di SDN Sungai Rangit SP 5 Kabupaten Kotawaringin Barat, dia bersama guru menayangkan film yang sama dan disaksikan seluruh siswa di lapangan terbuka.

”Saya ingat dulu waktu tahun 1986 mengajar di Kumai, Pangkalan Bun, pertama kali menonton film G30SPKI bersama siswa,” ujar Halimah yang baru diangkat sebagai Kepala SDN 10 MB Hulu pada 7 Februari 2022 lalu.

Baca Juga :  Sekelompok Orang Tak Dikenal Bersajam Mengamuk

Film garapan Arifin C Noer ini menjadi film terlaris di masanya. Sang sutrara berhasil meraih penghargaan di FFI dalam kategori Film Unggulan Terlaris 1984-1985 dengan membawa pulang Piala Antemas. Meskipun demikian, pada tahun 2017 lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang saat itu masih dijabat oleh Muhajir Effendy melarang siswa SD dan SMP menonton film Pengkhianatan G30S PKI karena dinilai kurang layak disaksikan anak-anak.

Terlebih dalam film tersebut menampilkan adegan sadis pembunuhan yang semestinya tak menjadi konsumsi untuk usia anak-anak. Menanggapi hal itu, Halimah hanya ingin siswanya mengenang sejarah yang terjadi pada peristiwa G30SPKI.

”Saya mengira film ini sudah ditonton jutaan orang Indonesia dari tahun ke tahun, bahkan dari zaman saya mengajar dulu film ini sudah biasa ditonton kalangan pelajar. Saya tak ingin begitu menanggapi terkait larangan ini, karena saya hanya berniat agar siswa tak melupakan sejarah dan menghargai perjuangan pahlawan Indonesia yang telah gugur mendahului kita,” ujarnya.



Pos terkait