Rawan Picu Banjir, Puluhan Kilometer Saluran Primer di Pangkalan Bun Mampet

saluran primer
TAK TERAWAT: Kondisi saluran primer di Jalan Ahmad Shaleh ruas Pangkalan Bun menuju Kotawaringin Lama, Jumat (10/5/2024). (Tyo/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Saluran primer di sepanjang Jalan Ahmad Shaleh dari Kelurahan Baru, hingga ke kecamatan Kotawaringin Lama, sepanjang kurang lebih 40 kilometer mampet dan tidak berfungsi.

Saluran primer yang sejatinya bermuara di Sungai Arut Kecamatan Arut Selatan dan di Kecamatan Kotawaringin Lama bermuara di Sungai Lamandau itu, mengalami sedimentasi parah akibat ditumbuhi tanaman liar berupa rumput ilalang.

Bacaan Lainnya
Gowes

Beberapa kali dilakukan normalisasi, namun pengerjaan normalisasi beberapa tahun silam tidak maksimal, dan lantaran tidak dilakukan secara berkesinambungan, dalam waktu singkat kembali tertutup tanaman.

Padahal awal fungsional jalan lintas antarkecamatan, kabupaten dan provinsi tersebut, kondisi parit selebar kurang lebih 8 sampai 10 meter. Kondisinya bersih dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai transportasi air.

Selain itu juga digunakan sebagai jalur ekonomi warga mengangkut hasil kebun berupa tandan buah segar kelapa sawit. Namun saat ini praktis saluran primer baik di kanan dan kiri jalan Ahmad Shaleh tersebut tidak lagi dapat dilalui.

Baca Juga :  Wakil Ketua II DPRD Kobar Soroti Dugaan Kegiatan Prostitusi di Simpang Kenawan

“Kalau pemerintah pusat, provinsi maupun daerah secara rutin menganggarkan untuk pembersihan dan cuci parit tentu kondisinya tidak seperti ini. Miris anggaran besar jadi mubazir,” ujar Prayoga, salah satu warga Kelurahan Mendawai Seberang.

Menurutnya, saluran primer tersebut bila dibersihkan dan dipelihara bukan hanya membantu masyarakat sekitar untuk kegiatan ekonomi tetapi juga mampu menjadi jalur alternatif warga dari Kecamatan Kotawaringin Lama ke Kota Pangkalan Bun.

“Kalau orang tua lebih baik menggunakan perahu, kalau bersih ramai lalulintas kelotok setiap harinya,” harapnya.

Warga lainnya Robie Suhendro berharap, pemerintah daerah dapat menyisihkan anggaran untuk normalisasi bertahap saluran primer tersebut. Karena dampaknya sangat dirasakan masyarakat, selain ekonomi dan transportasi juga mampu mengurangi dampak banjir.

“Kalau saluran primer bersih air akan lancar dan mengurangi dampak banjir. Kalau seperti saat ini air tidak bisa masuk, perlu dibersihkan secara bertahap dan  secara kontinyu,” tandasnya. (tyo/gus)



Pos terkait