Redam Kenaikan Harga Minyak Goreng Dewan Minta Pemkab dan GAPKI Gelar Operasi Pasar

Minyak Goreng Mahal Operasi Pasar
MINYAK GORENG MAHAL: Imam Nahrawi salah satu pedagang di Pasar Indrasari Pangkalan Bun mengaku penjualan minyak goreng menurun akibat kenaikan harga. (RINDUWAN/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN– Harga minyak goreng di pasaran alami kenaikan harga signifikan sejak beberapa pekan lalu. Bahkan untuk minyak goreng tertentu kenaikan harganya mencapai Rp 7 ribu per liter. Padahal biasanya kenaikan hanya mencapai Rp 3 ribu per liternya dan kemudian segera kembali normal.

Hal ini telah dikeluhkan masyarakat sejak beberapa waktu belakangan, namun hingga kini kondisi masih tetap stagnan dan belum terjadi penurunan harga minyak goreng.

Imam Nahrawi salah satu pedagang di Pasar Indrasari Pangkalan Bun mengatakan bahwa hampir semua harga bahan pokok mulai naik. Namun untuk yang paling drastis kenaikannya hanya minyak goreng. “Dari semua sembako yang naik itu paling mencolok minyak goreng. Kalau yang lain itu naik seribu hingga dua ribu dan masih wajar. Untuk  gula saja naiknya Rp 10 ribu tapi per karung jadi tidak terlalu masalah,” kata Imam.

Imam juga menyebut bahwa harga minyak goreng dalam kemasan botol merek Marunting yang biasnya Rp 12 ribu perliter naik menjadi Rp 17 ribu, untuk Bimoli biasanya kemasan per liter dijual Rp 13 ribu menjadi Rp 19 ribu. “Untuk Bimoli sendiri yang kemasan satu liter ini tinggal sedikit, jadi tersisa kemasan yang dua liter. Harganya juga dari awal Rp 26 ribu menjadi Rp 38 ribu,” ujarnya.

Baca Juga :  Di Pangkalan Bun Harga Bahan Pangan Mulai Naik

Untuk merek Siip juga sama hanya tersisa kemasan dua liter dari harga Rp 22 ribu menjadi Rp 32 ribu atau ada kenaikan Rp 10 ribu perkemasan. Merek Sunco juga sama tersisa yang dua liter yakni dari harga Rp 26 ribu hingga Rp 28 ribu sekarang menjadi Rp 40 ribu. “Bisa dibilang per satu liter minyak goreng Sunco ini naik Rp 7 ribu,” bebernya.

Selain kenaikan harga minyak goreng, dirinya juga banyak mendapat komplain dari para pelanggan. Banyak pelanggan yang niatnya membeli banyak, karena ada kenaikan hanya membeli sedikit. “Kalau ibu-ibu yang membeli pada ngomel-ngomel walaupun akhirnya beli. Karena minyak goreng jadi kebutuhan utama di dapur. Jadi pas ada kenaikan masyarakat pasti menjerit,” terangnya.

Suryanti salah satu pembeli minyak goreng mengaku terkejut dengan kenaikan harga minyak goreng kali ini. Menurutnya kenaikan minyak goreng ini memberatkan masyarakat.



Pos terkait