PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Desa Keraya dan Sebuai Timur, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), selama tiga hari terakhir. Api menghanguskan area hutan seluas 50 hektare di pesisir Kumai.
Hutan yang terbakar merupakan vegetasi semak belukar, ilalang, dan perkebunan bibit kelapa sawit milik masyarakat. Belum diketahui penyebab terbakarnya hutan di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat Martogi Sialagan mengatakan, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sejak Selasa 11 Juli sampai Kamis 13 Juli telah menghanguskan puluhan hektare area hutan di dua desa.
“Awalnya titik api dari Desa Keraya kemudian meluas ke Desa Sebuai Timur, total area hutan yang terbakar di dua desa itu mencapai 50 hektare,” terangnya, Jumat (14/7).
Penanganan karhutla di pesisir Kumai bisa memakan waktu berhari-hari. Sebab, area yang terbakar sangat luas, hembusan angin kencang, sulit mencapai titik api, dan keterbatasan sumber air. Tim gabungan membutuhkan waktu lama untuk mencapai lokasi, sehingga api sudah terlebih dahulu membesar.
Tim gabungan yang sejak pagi hari berjibaku memadamkan api, tidak bisa melakukan penanganan selama 24 jam. Keterbatasan personel gabungan serta keselamatan tim menjadi alasan petugas ditarik mundur ketika pukul 22.00 WIB. Penanganan pun dilanjutkan pada keesokan harinya. Dengan vegetasi tumbuhan yang mudah terbakar akan berbahaya bila tim menginap di lokasi musibah.
“Untuk penanganan 24 jam belum bisa dilakukan, karena kita mempertimbangkan keselamatan tim, kalau malam mereka kita tarik mundur dan dilanjutkan pagi harinya,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, kebakaran di pesisir Kumai sudah mencapai ratusan hektare, dengan lokasi yang berbeda. Ia berharap masyarakat tidak serampangan membakar saat pembersihan lahan. “Beruntung kita punya MPA di masing-masing desa, sehingga sebelum tim datang, mereka sudah bisa penanganan awal,” pungkasnya. (tyo/yit)