SAMPIT, radarsampit.com – Bantuan alat berat dari Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terhadap masing-masing kecamatan, dinilai belum berdampak pada masyarakat. Infrastruktur di sejumlah wilayah masih dikeluhkan. Padahal, harusnya bisa ditangani menggunakan alat berat.
Hal itu disampaikan Abdul Kadir, anggota Fraksi Golkar DPRD Kotim. ”Kami patut mengingatkan konsistensi terhadap program prioritas. Infrastuktur, misalnya, bantuan alat berat yang sudah direalisasikan kepada kecamatan belum dirasakan. Tidak terlihat secara signifikan antara sesudah dan sebelumnya, karena masih banyak keluhan jalan rusak di daerah hulu. Terutama musim penghujan,” kata dia.
Adapun program prioritas Pemkab Kotim, meliputi infrastruktur; peningkatan kualitas hidup masyarakat; tatakelola pemerintahan yang bersih, demokratis, dan terpercaya; ketahanan pangan; penguatan pemerintahan desa; pemberdayaan ekonomi; pelestarian lingkungan hidup; penanggulangan bencana; pariwisata; dan pelestarian budaya.
Dalam hal pendidikan, Kadir melanjutkan, belum terlihat desain pengembangan sumber daya manusia (SDM) Kotim secara nyata. Terutama optimalisasi bonus demografi dan tantangan perkembangan teknologi digital.
”Dalam hal teknis jangka pendek yang masih dirasakan masyarakat, beban pendidikan masyarakat semakin tinggi, hingga permasalahan zonasi yang belum tuntas dan belum termonitor dengan baik. Hal itu berdampak pada kasus menunda masuk sekolah, karena jauh dan biaya di sekolah swasta yang lebih mahal,” ujarnya.
Pada sektor pariswisata yang diharapkan menjadi bagian dari PAD, Kadir juga mengaku belum melihat kerja nyata yang terintegrasi dalam mendukung pariwisata Kotim. Yang baru terlihat, rekreasi masyarakat di beberapa destinasi pada momen tertentu. Namun, itu hanya terjadi pada masyarakat lokal, belum terlihat motivasi orang dari luar daerah secara khusus berkunjung ke Kotim untuk berwisata.
”Kalau kita ingin menjadikan pariwisata, tentu harus didukung infrastuktur jalan, kemudahan izin usaha sektor pariwisata, edukasi, pembinaan masyarakat di sekitar destinasi, dan faktor lainnya yang secara konsisten dan kolektif harus dilakukan,” kata Kadir. (ang/ign)