Titik Panas Melonjak Drastis, BMKG Prediksi Puncak Kemarau Bulan Ini

karhutla
SIMULASI:  Sejumlah personel gabungan melakukan pemadaman kebakaran dalam simulasi penanganan kebakaran di Jalan Sawit Raya, Kamis (22/6/2023). (Heny/Radar Sampit)

SAMPIT, radarsampit.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara Haji Asan Sampit menyatakan, wilayah Kotim telah memasuki musim kemarau sejak Juni 2023. Hal itulah yang mempengaruhi intensitas curah hujan dalam beberapa minggu terakhir menurun drastis.

”Musim kemarau sudah dimulai dari dasarian II Juni, bahkan dasarian I Juni sudah mulai transisi ke arah musim kemarau. Puncaknya diprediksi akan berakhir pada Juli ini dan untuk wilayah selatan puncaknya diprediksi terjadi September 2023 ini,” kata Prakirawan Cuaca BMKG Kotim Rahmat Wahidin Abdi, baru-baru ini.

Bacaan Lainnya

Rahmat menjelaskan, puncak kemarau yang dimaksud bukan menyatakan kemarau telah berakhir. ”Puncak bukan berarti akhir. Itu hanya menunjukkan bahwa pada bulan itu tingkat curah hujannya lebih atau paling rendah di musim kemarau ini. Akhir musim kemarau akan kami prediksi lebih lanjut dan akan kami informasikan,” katanya.

Baca Juga :  Sampit Kembali Digempur Kebakaran Lahan, Diduga Unsur Sengaja

BMKG memprediksi tahun ini akan terjadi musim kemarau panjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Titik panas juga menunjukkan peningkatan dibandingkan 2022.

Berdasarkan rekapitulasi data hotspot di 17 kecamatan se-Kotim, pada 2022 tercatat sebanyak 116 titik panas. Jumlah itu melonjak drastis tahun ini sejak Januari-Juni yang mencapai 285 titik.

”Titik panas jelas ada peningkatan dibandingkan tahun 2022. Dilihat dari trennya, pada Mei tahun lalu masih ada hujan dan titik panas tidak terlalu dominan, tapi tahun ini meningkat menjadi 105 titik. Per Juli ini terpantau 9 titik panas,” katanya.

Titik panas paling banyak ditemukan di wilayah Kecamatan Telaga Antang, Antang Kalang, dan Parenggean. ”Untuk Kecamatan MB Ketapang dan Baamang yang termasuk wilayah Kota Sampit, temuannya kadang 1 atau 2 titik saja dan terkadang nihil,” ujarnya.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, selama lebih dua minggu terakhir tidak ada hujan, karena sudah memasuki kemarau. Namun, dalam beberapa hari terakhir mulai Jumat (30/6), akhir Juni lalu mulai terjadi hujan dengan intesitas sedang hingga ringan dengan durasi waktu curah hujan yang tak lama.



Pos terkait