SAMPIT, RadarSampit.com – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor meminta masyarakat untuk tidak lagi memberikan uang kepada gelandangan, anak jalanan atau pengemis di persimpangan lampu merah. Hal itu jadi salah satu upaya meredam maraknya pengemis di Kota Sampit.
”Saya minta warga Kotim tidak memberikan uang pada pengemis,” kata Halikinnor, kemarin.
Halikinnor menuturkan, jika tidak diberikan uang, maka pengemis, anak jalanan atau gelandangan akan jera. Sebab, sekali saja diberi uang, mereka akan merasa keenakan dan malas bekerja, sehingga lebih memilih mencari uang dengan cara meminta-minta di jalan.
”Selagi kita masih memberi, mereka akan terus berada di jalanan. Ini salah satu akibat dari kita yang masih memberi uang di jalanan,” katanya.
Makin banyaknya anak jalanan yang hidup dengan mengamen atau mengemis, lanjut Halikinnor, karena tidak jarang penghasilan yang diperoleh cukup besar. Hal itu membuat mereka betah mengemis di jalan. Tak jarang pula uang hasil mengemis digunakan untuk membeli minuman keras, narkoba, dan lainnya.
Halikinnor meminta padda warga, jika ingin bersedekah agar menyalurkannya melalui amil zakat, sehingga jatuh ke tangan orang yang berhak.
Halikinnor menambahkan, mereka yang sekarang berada di persimpangan jalan raya, kebanyakan dari pengemis, anak jalanan, gelandangan hingga badut pengamen, sering ditertibkan petugas. Setelah didata, kemudian direhabilitasi Dinas Sosial, kemudian diberikan pembinaan agar tidak lagi turun ke jalan. Namun, kenyataannya, mereka memilih kembali ke jalanan.
”Rata-rata yang masih di jalanan adalah yang sering ditertibkan,” katanya.
Halikinnor meminta warga berhenti memberi uang pada pengemis demi masa depan mereka yang lebih baik. Di samping itu, keberadaan mereka di jalan juga membahayakan diri sendiri serta pengguna jalan lainnya. (yn/ign)