Ziarah Kubur Paskah Ditiadakan

Ziarah Kubur Paskah Ditiadakan
BERJALAN LANCAR: Sejumlah umat Kristiani di Kota Sampit melaksanakan ibadah Jumat Agung di Gereja Maranatha, Jumat (2/4). Pihak gereja menerapkan protokol kesehatan dengan membatasi jumlah orang yang hadir sebanyak 50 persen dari kapasitas gereja.(RADO/RADAR SAMPIT)

Patuhi Prokes, Jadwalkan Tiga Kali Ibadah  

SAMPIT – Ziarah kubur yang biasanya jadi tradisi saat perayaan Paskah bagi umat Kristiani untuk tahun ini kembali ditiadakan. Hal itu untuk meminimalisasi potensi munculnya kerumunan massa yang bisa jadi sumber penularan virus korona baru penyebab Covid-19.

Bacaan Lainnya

”Kegiatan di kuburan, seperti ibadah dan lainnya ditiadakan, mengingat masih dalam masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir,” kata Ketua Majelis Jemaat GKE Resort Sampit Yuprinadie, Jumat (2/4).

Ziarah kubur merupakan tradisi menjelang Paskah. Umat Kristiani biasanya melakukan ziarah ke makam keluarga sejak Sabtu sore sebelum perayaan Paskah yang jatuh pada Minggu. Sebagian umat berada di pemakaman sampai menjelang subuh. Selain ziarah, di area pemakaman juga dilakukan ibadah.

Sementara itu, peringatan Jumat Agung di Kota Sampit kemarin berjalan lancar. Setiap gereja yang menggelar ibadah dijaga ketat aparat kepolisian dan organisasi masyarakat. Ibadah Jumat Agung dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan, yakni hanya 50 persen dari kapasitas gereja yang diizinkan beribadah. Selebihnya diarahkan mengikuti peribadahan secara virtual.

Baca Juga :  Pengelola Gudang Pupuk Oplosan Jadi Tersangka

Jumat Agung merupakan salah satu rangkaian perayaan Paskah. Sebagaimana kepercayaan umat Kristen,  Jumat Agung merupakan peristiwa pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Pada Minggu, akan dirayakan Paskah yang untuk memperingati kebangkitan Yesus Kristus sebagai simbol kemenangan umat untuk bangkit dan melawan dosa.

Yuprinadie menuturkan, mengapresiasi pengamanan dari aparat TNI, Polri, Satpol, dan Batamad/DAD Kotim. ”Terima kasih atas pengamanannya, sehingga kami bisa melaksanakan rangkaian kegiatan ini dengan lancar dan tertib,” katanya.

Dalam khotbahnya, Yuprinadie mengatakan, dalam memaknai Jumat Agung sebagai pengorbanan kepada umat manusia, jemaat gereja diingatkan untuk saling mengasihi sesama tanpa melihat latar belakang dan perbedaannya.

”Jumat Agung menjadi momen memaknai kasih Yesus Kristus yang rela menderita sampai mati di kayu salib demi menebus dosa manusia. Di tengah pandemi Covid-19 ini, segenap umat dapat merasakan kasih Yesus Kristus yang tetap memelihara dan memberkati manusia dalam keadaan apa pun yang dialami saat ini,” ujarnya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *