Kata ‘aku mau bercerai mas’ adalah ungkapan yang ditakuti oleh suami ketika sudah menikah. Itu pula yang ditakutkan John Dori.
Sejak awal menikah dengan Lady Sandi sudah timbul rasa gelisah. Meskipun keduanya saling cinta.
Namun masalah ekonomi menjadi penghalang pasangan ini untuk bersatu. Lady dari keluarga berada. Sedangkan John hanya seorang buruh pabrik. Perbedaan kasta ini menjadi penyebab rumah tangganya ambyar.
Sang mertua menentang hubungannya dengan sang anak. Namun pernikahan mereka tetap berlangsung. Lady berjanji akan menerima kekurangan suaminya. Itu yang dikatakannya ketika mengikat janji suci.
Namun, baru dua tahun menikah, rumah tangganya sudah goyah. Ketika bertengkar, Lady selalu minta pisah. Istrinya ini tak betah harus hidup sengsara. Penghasilan suaminya dirasa masih kurang.
Utang pun jadi pilihan. Untuk memenuhi kebutuhan pribadi istrinya, John kerap meminjam. Gali lubang tutup lubang. Itu yang ia lakukan. “Dulu bilangnya mau nerima, hidup susah tak apa, asalkan kita bersama. Ternyata cuma janji manis,” kata John Dori.
Apalagi setelah punya anak. Kebutuhan meningkat. Penghasilan masih pas-paasan. Drama pertengkaran mengisi hari-hari mereka. Lady malas-malasan mengurus anaknya.
Berbeda dengan John Dori yang dengan sigap memberikan kasih sayang. Puncaknya ketika sang anak yang baru berumur 6 bulan ini sakit. Pasangan ini bertengkar hebat. Lady kembali minta cerai. John pun tak bisa berkata apa-apa.
Ia merelakan istrinya, dengan syarat menjaga buah hati mereka sampai ia kembali. Namun Lady ingkar. Wanita 23 tahun ini tega meninggalkan anaknya sendiri. Pergi bersama pria lain.
Menjalin hubungan dan mengucap janji suci pernikahan dengan Betrand. Inilah yang membuat John Dori murka. Ia pun langsung tancap gas. Mengurus berkas perceraian ke Pengadilan Agama. Setelah mendapat akta cerai, mereka resmi berpisah. Hak asuh anak juga jatuh ke tangan John Dori. “Planning-nya fokus ngurus anak, paling balik ke rumah orang tua,” tandasnya. (kap/ton)
