Ciptakan Lapangan Kerja Bagi Ibu Rumah Tangga, Mendulang Rupiah dari Limbah Kelapa   

limbah kelapa
SABUT KELAPA : Ismail saat mencacah sabut kelapa menggunakan alat mekanis untuk pembuatan bahan baku pot bunga anggrek, Selasa (16/3).(ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

Ismail dan koleganya bisa mendapatkan keuntungan dari memanfaatkan limbah sabut kelapa yang terbuang sia-sia. Selain itu kegiatan yang dirintisnya juga bisa menciptakan lapangan kerja bagi  warga setempat, terutama para ibu rumah tangga.

KOKO SULISTYO, Pangkalan Bun 

Bacaan Lainnya

Ismail warga Desa Pangkalan Durin, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat mulai tergerak hatinya saat melihat tumpukan sabut kelapa di lingkungannya. Sabut tak termanfaatkan itu disulap menjadi aneka produk yang bernilai rupiah.

Sabut kelapa tersebut kemudian ia kumpulkan dan mulailah ia mencoba mengkreasikannya menjadi sebuah pot untuk media tanam bunga anggrek. Awal mula ia kumpulkan sabut kelapa di lingkungannya, namun seiring banyaknya permintaan ia kemudian mencari dari luar desanya.

Ia menyebut bahwa pembuatan kerajinan dari sabut kelapa terbilang sangat mudah. Sabut kelapa yang dikumpulkan dicacah menjadi halus, kemudian disusun rapi di dalam kawat ram yang sudah dibentuk bulat hingga padat dan rapi, selanjutnya diikat mengunakan tali nilon agar mudah untuk digantung.

Baca Juga :  Perusahaan Tambang Silika Cuek terhadap Karhutla di Kotawaringin Barat

Pemasaran produk kerajinannya juga terbilang tidak sulit, dengan harga sekitar Rp20 ribu, produk sabut kelapa menyasar para ibu-ibu pecinta tanaman hias, baik dari desanya sendiri maupun dari Kota Pangkalan Bun dan sekitarnya. “Kalau yang kecil masih puluhan ribu, ada juga yang berkisar harganya hingga ratusan ribu rupiah per satu potnya,” ungkap Ismail.

Menariknya lagi pemesannya dapat meminta untuk dibuatkan pot bunga dengan berbagai karakter dan bentuk sesuai selera pembeli. Hasil kerajinan pot bunga anggrek sabut kelapa Ismail bukan hanya mendapat sambutan dari pembeli, tetapi juga dari pemerintah kecamatan setempat yang menyempatkan untuk melihat berbagai kreasi pot bunga anggrek.

Menurut Sekretaris Camat Pangkalan Lada, Bambang Sigit Purnomo meskipun terbuat dari sabut kelapa, namun hasil karya Ismail tidak kalah cantik  dengan pot yang dijual di pasaran. Untuk mempermudah pemasaran, maka pemerintah kecamatan setempat rencananya akan ikut berperan membantu memasarkan hasil kerajinan pot bunga anggrek tersebut.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *