“Kegiatan penyemprotan disinfektan bekerjasama dengan swasta menggunakan dana CSR. Kami melihat kondisi Covid-19 di Indonesia ada kecenderungan mengalami kenaikan, walaupun untuk di Kotim, pergerakan angka kasus Covid-19 masih terbilang aman . Kita harus tetap waspada dan masyarakat diimbau jangan abaikan prokes. Kegiatan ini juga kami lakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan Pemkab Kotim melalui BPBD Kotim untuk menyikapi kemunculan Covid-19 varian baru yang dikhawatirkan masuk ke Kotim,” kata Yephi Hartady, Kamis (28/7).
Yephi menambahkan saat ini Indonesia khususnya di Kotim mengalami empat kerawanan bencana yang menjadi perhatian pemerintah yakni kasus Covid-19 yang lebih dulu menjadi perhatian serius pemerintah selama dua tahun terakhir, kemudian kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak berkuku belah sejak Juni lalu, bencana banjir hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Saat ini BPBD Kotim sedang menghadapi empat kerawanan bencana, tidak hanya Covid-19, tetapi juga virus PMK yang menyerang hewan ternak, banjir dan karhutla. Seharusnya dibulan-bulan ini kami bersiaga menghadapi kemungkinan terjadinya karhutla. Di daerah selain Kalteng, kasus karhutla mulai bermunculan. Tetapi, konsentrasi kami masih waspada bencana banjir, karena intesitas hujan masih cukup tinggi,” tandasnya. (hgn/yit)