Desa Rungun dan Kondang Siaga Banjir

Desa Rungun dan Kondang Siaga Banjir
BANJIR: Rumah warga Desa Rungun dan Kondang, Kecamatan Kotawaringin Lama mulai terendam dan Kecamatan Kolam masuk status siaga banjir. (MARTOGI/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN – Dua desa di Kecamatan Kotawaringin Lama masuk status siaga banjir. Hal itu terjadi setelah genangan air makin meluas di kawasan tersebut.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Martogi Siallagan mengatakan, berdasarkan hasil laporan warga ada kenaikan debit air Sungai Lamandau yang masuk kecamatan Kotawaringin Lama. Laporan warga langsung ditindaklanjuti dengan menurunkan tim respon cepat ke wilayah rawan banjir di kecamatan tersebut.

Bacaan Lainnya

“Hasil pantauan sementara terdapat dua desa di Kecamatan Kotawaringin Lama yang siaga banjir yakni Desa Rungun dan Kondang,” kata Martogi.

Menurutnya, kenaikan debit air Sungai Lamandau membuat tiga rumah terendam di Desa Kondang dengan ketinggian sekitar 30 centimeter. “Sementara untuk yang terendam sampai lantai belum ada karena rata-rata rumah warga tinggi dengan model panggung,” katanya.

Baca Juga :  PT. Irvan Prima Pratama Bantu Korban Banjir Kotawaringin Barat

Begitu juga dengam Desa Rungun sudah terjadi kenaikan air antara 20-40 centimeter. Belum ada rumah warga yang terendam banjir. Sedangkan akses menuju desa tersebut sudah terendam. “Kemudian kami juga masih berkoordinasi dengan Camat Kotawaringin Lama. Saat ini masih aman belum ada kenaikan air lagi,” ujarnya.

Selain itu, di ruas Jalan Pangkalan Bun- Kotawaringin Lama juga sudah ada yang mulai digenangi air. “Kondisi ini bakal terus bertambah tinggi, jika hujan tidak berhenti,” katanya.

Sementara untuk prediksi BMKG Kelas III Iskandar Kobar bahwa potensi hujan masih terus terjadi pada September. Sehingga hal ini bisa menjadi perhatian warga yang tinggal di bantaran sungai agar selalu waspada.

“Terhadap desa dan kelurahan yang terkenda dampak banjir mauoun status siaga baniir ini sudah di koordinasikan agar menyiapkan aula kelurahan atau desa untuk tempat pengungsian. Hal ini bentuk antisipasi jika terjadi banjir besar,” pungkasnya. (rin/sla)

 



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *