Semangat hidup Matius (65) kian redup di pengujung usianya. Kehilangan sang istri sejak dua tahun silam membuatnya terpukul.
HENY, Sampit | radarsampit.com
Meski dua tahun berlalu, Matius belum juga pulih dari duka ditinggal sang istri. Semangatnya melanjutkan hidup kian memudar.
Kehadiran lima anak tak cukup menguatkannya untuk melanjutkan hidup. Dua anak yang seatap dengannya padahal masih setia merawat di kediamannya, Jalan Rumput Indah 1 Kawasan Transmigran Jalur 1, RT 7 RW 3 Desa Sumber Makmur, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kotawaringin Timur, Kalteng.
Matius memilih mencabut nyawanya sendiri pada Rabu (24/1/2024) pagi. Tindakan nekat itu dilakukan dengan meminum racun tanaman. Belum diketahui berapa tegukan cairan yang tertelan melewati kerongkongannya.
Matius seketika kejang-kejang tepat di pusara makam mendiang istrinya di Pemakaman Umum Kristen Jalan Soeharto. Aksinya diketahui Rudolf Wimbler (65), warga yang kebetulan melintasi pemakaman.
Rudolf kaget melihat pria yang seumuran dengannya itu tengkurap di atas rumput, persis di samping makam berkeramik merah, makam istri Matius.
Dari lokasi kejadian ditemukan botol biru tanpa tutup yang diduga racun tanaman yang sudah ia teguk. Rudolf yang melihat Matius kejang-kejang langsung panik mencari pertolongan.
Saat itu dia melihat Matius masih bernyawa. Sejumlah warga langsung membawanya ke Puskesmas Bagendang, kemudian dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit untuk mendapatkan penanganan medis.
Namun, upaya warga menyelamatkan korban tak berhasil. Sekitar lima jam kemudian, nyawa korban tak tertolong. Matius mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 14.30 WIB.
Kades Sumber Makmur Supriyo yang juga berada di lokasi kejadian menuturkan, korban yang ia ketahui memiliki lima anak. Anaknya ada yang tinggal di Bagendang, Tangar, Jawa, dan dua anaknya tinggal serumah dengan korban.
”Sesuai KTP nama almarhum Matius Matasir. Selama ini saya melihat beliau anteng-anteng saja. Tidak terlihat seperti orang yang punya masalah berat. Dua anaknya, Zulaika dan Zakaria juga masih mengurus dan merawatnya. Tiga anak lainnya pisah rumah karena sudah berkeluarga,” ujar Supriyo, Kamis (25/2/2024).