Dua Psikiater dan Satu Psikolog Tangani Terduga Pembunuh Anak di Sampit

Perilaku Berubah sejak Pandemi, Mulai Mengurangi Sosialisasi

grafis psikiater blo
Ilustrasi (Ainur Ochiem/RDR.BJN)

SAMPIT, radarsampit.com – Motif dugaan pembunuhan terhadap anak kandung yang dilakukan Mr (32) di Sampit belum bisa diungkap sepenuhnya. Ahli kejiwaan di RSUD dr Murjani Sampit masih menggali akar depresi pelaku yang membuatnya hilang akal mencabut nyawa buah hatinya. Kejiwan pelaku juga jadi penentu hukuman atas perbuatannya.

Dokter Spesialis Kejiwaan RSUD dr Murjani Sampit Dwi Harjo Suyanto mengatakan, Mr menjalani perawatan di rumah sakit sejak Kamis (8/6). Pelaku ditempatkan di ruang khusus perempuan secara terpisah.

Bacaan Lainnya
Gowes

”Pasien sudah diperiksa kesehatan kejiwaannya. Masih diobservasi selama 14 hari untuk menentukan diagnosis. Apabila 14 hari penegakan diagnosis be kuat, diperpanjang lagi sampai 14 hari,” kata Dwi kepada Radar Sampit di Ruang Teratai RSUD dr Murjani Sampit, Jumat (9/6/2023).

Perempuan tersebut ditangani dua psikiater dan satu psikolog untuk mengumpulkan data pasien, keluarga, dan pemeriksaan dari kepolisian. Menurut Dwi, ada tiga hal yang dapat diobservasi, yakni dilihat dari perubahan perilakunya, dampak sosial, dan sisi biologis.

Baca Juga :  Stok Bahan Pangan di Kotim Masih Aman

”Kami masih terus mendalami sebab apa yang membuatnya depresi. Itu bisa dilihat dari kehidupan sehari-hari di masa kecil hingga dewasa, apakah pernah mengalami hal yang menyakitkan atau membuatnya trauma. Itu masih kami dalami,” ujarnya.

”Pasien bisa diajak ngobrol. Tetapi, kami tidak bisa langsung percaya apakah yang dibicarakannya sesuai fakta dan kenyataan atau gak sesuai kenyataan yang dipengaruhi karena bisikan atau halusinasi,” tambahnya.

Informasi diperoleh radarsampit.com, ketika para ahli kejiwaan itu mencoba mengajak Mr berkomunikasi dan menanyakan kesehariannya, perempuan tersebut tiba-tiba menangis. Dia juga meminta psikolog keluar dari ruangan tempatnya dirawat.

”Tiap hari kami terus pantau melalui CCTV, apakah ada perubahan perilakunya. Untuk sementara pasien tidak diberikan obat apa pun sampai penegakan diagnosis ditetapkan. Pasien dirawat di ruang tersendiri khusus wanita, tidak diborgol dan dijaga perawat yang bertugas dan satu anggota kepolisian,” ujarnya.



Pos terkait