Gelombang Panas Melanda Asia, Cuaca Indonesia Makin Terik, BMKG Sebut karena Transisi Musim

musim kemarau
Pejalan kaki menggunakan payung untuk menghindari terik matahari di Jakarta, Kamis (2/4/2024). (MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS)

JAKARTA, radarsampit.com – Teriknya suhu telah menyengat banyak wilayah di Asia. Di Myanmar, misalnya, temperatur tertinggi mencapai 45 derajat Celsius, sedangkan di Thailand serta India suhu terpanas melebihi 44 derajat Celsius.

Lalu, bagaimana Indonesia yang sebagian besar wilayahnya memasuki peralihan dari musim hujan ke musim kemarau?

Bacaan Lainnya

Kendati mengalami suhu panas belakangan ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa Indonesia tidak mengalami gelombang panas atau heat wave seperti yang terjadi di banyak negara Asia.

Itu disebabkan pusat tekanan tinggi sulit terbentuk akibat wilayah kepulauan dan perbedaan tekanan udara yang tidak signifikan antarwilayah.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdani menerangkan, gelombang panas umumnya terjadi di wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi di belahan bumi bagian utara atau selatan.

Sekaligus pada wilayah geografis yang berdekatan dengan massa daratan dengan luas yang besar. ”Sementara Indonesia terletak di wilayah ekuator dengan kondisi geografis kepulauan yang dikelilingi perairan,” paparnya.

Baca Juga :  Gelombang Mulai Tinggi, BMKG Minta Operator Pelayaran Waspada

Kondisi itulah yang membuat Indonesia potensinya kecil untuk terjadi gelombang panas. Sekaligus, perbedaan tekanan udara antardaerah tidak terlalu signifikan. Sehingga, pemicu dari gelombang panas berupa pusat tekanan tinggi di atmosfer sulit terbentuk.

”Pusat tekanan tinggi yang luasnya lebih dari 3 kilometer itu yang membuat udara panas terdiam lama, dari harian hingga mingguan. Itulah gelombang panas,” jelasnya.

Secara historikal juga dipastikan bahwa Indonesia belum pernah mengalami gelombang panas. Lagi pula, gelombang panas itu dikategorikan dengan kenaikan suhu udara setidaknya selama lima hari berturut-turut dan suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat Celcius lebih panas.

Meski demikian, suhu udara di Indonesia belakangan memang terasa begitu panas. Itu disebabkan Indonesia dalam masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau atau justru memasuki awal musim kemarau.



Pos terkait