Harga Hewan Kurban di Sampit Naik Berkali Lipat

sapi
HARGA NAIK: Pedagang hewan kurban mendatangkan sapi asal Madura yang siap jual di Jalan Tjilik Riwut, Rabu (31/5). (Heny/Radar Sampit)

Syamsul tak berminat menjual sapi asal Bugis karena minat pembeli tidak seramai pembelian sapi Madura. ”Sapi asal Bugis warna kulitnya hitam, peminatnya juga kurang, karena kalau tidak pintar-pintar menyembelihnya bisa bau dagingnya saat dimakan. Kalau sapi asal Madura banyak diminati karena dagingnya tidak bau, makanya saya selalu menjual sapi asal Madura saja sesuai permintaan masyarakat,” ujarnya.

Adapun terkait izin, sapi asal Madura sudah mendapatkan surat keterangan sehat yang dibuktikan dengan pemasangan tanda barcode berwarna kuning pada setiap ekor sapi.”Insya Allah sampai Sampit, sapinya dalam kondisi sehat dan layak jual,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Dia melanjutkan, karena lokasi penampungan hanya mampu untuk 100 ekor sapi, sisa sapi lainnya akan dikirim ke Parenggean dan rumah potong hewan. ”Laku terjual 20 ekor. Minggu depan akan didatangkan lagi sapi, sebagian dikirim ke Parenggean dan sebagian lagi di RPH,” ujarnya.

Baca Juga :  Cara Unik Gabungan Komunitas Berbagi Hewan Kurban

Menjelang Iduladha, Syamsul memastikan sapi dan kambing yang didatangkan mendapatkan makanan yang cukup, sehingga lebih cepat gemuk dan sehat. Dengan demikian, dapat menaikkan harga jual dan meningkatkan minat pembeli.

”Mencari rumputnya nyaman. Untuk 100 ekor sapi membutuhkan 80 ikat rumput atau 2 bak mobil pikap. Satu ikatnya beratnya 50 kg rumput. Satu sapi upahnya memberi makan Rp700 ribu dari datang sampai penjualan habis. Itu termasuk jamunya, mencari rumput dan memberi makannya. Misalnya pekerjanya sepuluh dibagi rata penghasilannya untuk mereka yang bekerja,” katanya. (hgn/ign)



Pos terkait