Harga Pasir Melonjak, Harga Batako Ikut Terkerek

galian-c
Ilustrasi. (net)

SAMPIT, radarsampit.com – Melonjaknya harga pasir di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) ikut mengerek harga batako. Para pedagang batako tak ada pilihan selain menaikkan harga jual.

Sadikan, salah seorang pengusaha batako di Jalan Tjilik Riwut mengatakan, harga batako kelas 1 yang biasanya Rp3.200 per biji, naik menjadi Rp3.500, standar kelas 2 dari Rp2.800 menjadi Rp3.000, dan batako kelas standar kelas 3 dari Rp2.500 menjadi Rp2.800 per biji.

Bacaan Lainnya

”Kenaikan sudah terjadi sekitar 15 Maret 2023, karena harga pasir putih asal Bangkal yang biasanya Rp750 ribu per rit naik menjadi Rp1 juta. Bahkan, saat gencarnya razia penertiban galian C, harga pasir bangkal naik menjadi Rp1,4 juta per rit,” ujar Sadikan, Senin (1/5).

Dia melanjutkan, pembuatan batako bisanya menggunakan pasir putih dari Bangkal atau dari Desa Pantat. ”Kalau dari Desa Pantat jarang, kecuali ada sopir rute ke sana, pulang bawa pasir harganya Rp850 ribu per rit asal full muatan pulang pergi. Kalau pasir Sampit atau pasir asal Sungai Bagendang kurang bagus buat batako. Cocoknya buat ngecor saja,” ujarnya.

Baca Juga :  Sengketa Perkebunan Hok Kim vs Alpin Jangan Ganggu Kondusifitas Daerah!

Dalam sehari, Sadikan memerlukan 1 rit pasir putih, sehingga kebutuhan pasir dalam seminggu mencapai tujuh rit. ”Biar pun mahal, ya tetap dibeli. Batako sebenarnya ada saja yang membeli, tapi kenaikan harga pasir jelas berpengaruh. Usaha bangunan dan beberapa proyek berhenti sementara. Saya saja setengah bulan ini istirahat tak cetak batako, karena sepi orderan dan lagi setelah Lebaran modal juga menipis,” ucapnya.

Kendati demikian, Sadikan akan kembali menjalankan usaha sekitar pekan depan. ”Minggu depan anak buah sudah pada balik ke Sampit lagi. Per 20 April lalu, penjualan pasir juga mulai agak stabil. Insya Allah mulai minggu depan mulai cetak batako lagi. Mudah-mudahan orderan kembali lancar,” katanya.

Gencarnya penertiban galian C ilegal di Kotim sebelumnya berdampak terhadap meroketnya harga pasir dan tanah uruk. Material utama bangunan tersebut naik sampai seratus persen. Warga yang sedang membangun rumah atau bangunan lainnya menjerit. Termasuk pengembang perumahan yang tengah membangun rumah subsidi program pemerintah pusat.



Pos terkait