JAKARTA, radarsampit.com – Kostum Ultraman itu dibeli Jamaludin Malik di lokapasar seharga Rp 30 ribuan. Begitu pula topeng khas karakter pahlawan super tersebut.
”Yang topeng agak mahal, sekitar Rp 400 ribuan,” katanya kepada Jawa Pos Radar Kudus Februari lalu ketika Jamaludin masih menunggu lolos atau tidaknya ke Senayan menjadi legislator.
Penantian itu telah berakhir. Dengan gimik karakter yang kali pertama muncul di televisi Jepang pada 1966 tersebut, pria yang berdomisili di Desa Tunggul Pandean, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, tersebut sukses menyedot simpati dan lolos menjadi anggota DPR.
Dan, seperti janjinya dulu di masa kampanye, wakil rakyat dari Golkar yang meraih tiket lewat dapil Jawa Tengah II (Jepara, Kudus, Demak) itu pun hadir sebagai Ultraman dalam pelantikan di kompleks DPR, Senayan. Tapi, kostum cosplay tersebut sempat membuat Jamaludin tidak diizinkan masuk ke ruang rapat paripurna di Gedung Nusantara.
Sebab, sesuai ketentuan, anggota DPR laki-laki harus mengenakan pakaian formal berupa setelan jas saat mengikuti acara pelantikan. ”Karena tidak diperbolehkan, saya mendelegasikan (seseorang) untuk menggantikan (kostum Ultraman, Red) saya,” ujarnya, kemarin.
Semasa kampanye pun, karena kostum yang dibeli tidak muat di badannya, dia meminta salah seorang anggota tim kampanye untuk mengenakannya.
”Yang pakai orang saya yang badannya kurus. Karena ukuran kostum ini kecil,” katanya kepada Jawa Pos Radar Kudus Februari lalu sembari memperlihatkan kostumnya.
Jamaludin mengatakan, ide memasang gambar Ultraman di alat peraga kampanye (APK)-nya (baliho, banner, dan sebagainya) didapat setelah salat Tahajud. Pria berlatar belakang pengusaha itu mengaku tidak menggunakan jasa konsultan atau tim media.
Tim suksesnya juga kecil saja, hanya beranggota enam orang dengan sistem sif. Karena itu, pria yang pernah menjadi kuli panggul di pasar tersebut juga menjadi admin sendiri media sosialnya.
Jumlah enam orang itu termasuk pembawa kamera dan orang yang terjun ke lapangan menggunakan kostum Ultraman untuk bagi-bagi bantuan. Dia mengaku pernah mendapat tawaran untuk menggunakan jasa konsultan politik dari Jakarta. Namun, langsung dia tolak.