Jerit Pilu Korban Kebakaran, Sempat Ngotot Tidur di Sisa Puing Rumah

rumah hangus terbakar
SISA PUING: Abdullah, salah satu korban kebakaran sempat bersikeras tidur di rumahnya yang terbakar di Jalan Muchran Ali, Sampit, Rabu (5/4). (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Kebakaran kembali menghebohkan sebagian warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Rabu (5/4). Musibah itu menyisakan nestapa bagi para korbannya. Sebagian besar mereka tak sempat menyelamatkan harta benda. Bahkan, ada korban yang sempat ngotot tetap tidur di rumahnya yang hangus.

Abdullah menjadi salah satu korbannya. Kakek ini tinggal bersama putri dan cucunya. Setelah api amukan api di Jalan Muchran Ali itu reda, dengan tubuh rentanya, Abdullah membereskan sisa puing bangunan yang hancur lebur. Bahkan, dia menolak mengungsi dan bersikeras ingin tetap tidur di sisa puing rumah dengan beralaskan seng.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

”Saya tidur di sini saja. Saya tidak mau ke mana-mana,” ucapnya.

Abdullah mengaku sedang berpuasa. Tanpa alas kaki, kakek ini menginjak puing bangunan yang sudah hangus menjadi arang.

Tak lama, anak Abdullah, Rahmawati, serta cucunya, Meliana, datang mengambil kompor untuk dibawa ke rumah saudaranya di Jalan Usman Harun. Dia juga menyempatkan diri mandi di dapur belakang yang sudah tak berwujud. Ada ember dan kran air bersih yang masih mengalir.

Baca Juga :  Selama Mudik Lebaran, Pos Pengamanan Disiagakan

”Mimpi apa saya semalam. Bangun jam dua subuh, sahur, anak bantu memasak, siangnya malah kejadian rumah saya terbakar,” ujar Rahmawati menahan tangisnya dengan suara bergetar.

Anaknya, Meliana, tak kuasa menahan air mata. Dia terus menangis hingga matanya memerah. Gadis itu masih mengenakan seragam sekolah. Dia tak menyangka semua barangnya lenyap terbakar.

”Anak saya ini anak yang berprestasi. Selalu rangking di sekolahnya. Piagam penghargaan terbakar, syukur saja ijazah sempat dibawa, tapi masih basah. Pakaian tadi juga sempat diangkut. Saya tidak takut api, nekat masuk menyelamatkan surat menyurat dan pakaian saya. Petugas juga sempat menegur karena sangat berbahaya. Apinya tadi berkobar begitu besar,” ujar Rahmawati.

Rahmawati, anak, dan ayahnya, berencana bermalam di Rumah Jabatan Camat Baamang di Jalan Cristopel Mihing. ”Saya tidak tahu apa-apa lagi. Saya tidak punya apa-apa. Tadi, bapak saya juga tidak mendapatkan bantuan dari Ibu Wabup (Irawati, Red),” katanya dengan nada kecewa.



Pos terkait