SAMPIT, radarsampit.com – Aparat Polres Kotim belum berhasil menyibak kabut gelap misteri yang menyelimuti tewasnya Wahab (39), nelayan Desa Satiruk, Kecamatan Pulau Hanaut, beberapa waktu lalu. Minimnya bukti dan saksi, membuat polisi kesulitan mengungkap dugaan pembunuhan itu.
Saksi yang diperiksa aparat sebanyak sembilan orang, baik yang mengetahui korban berangkat hingga ditemukan tewas mengenaskan dengan parang tertancap di perut. Lokasi kejadian yang berada di tengah sungai dan dikelilingi hutan, membuat petugas sulit mencari saksi kunci.
Kendati demikian, informasinya, ada seseorang yang terakhir kali melihat korban dan sempat mengajaknya pulang bersama-sama. Orang itu adalah ipar korban.
”Dari pengakuannya (ipar, Red), korban sempat diajak pulang. Tetapi, korban yang sedang mencari kepiting saat itu menolak,” kata Kasat Reskrim AKP I Gede Putra Atmaja, Kamis (11/8).
Gede melanjutkan, selain mengajak pulang, lokasi ipar yang sama-sama mencari ikan tersebut saat itu terbilang cukup dekat, yakni di muara Sungai Mentaya. Hingga keesokan harinya, ipar bersama warga lainnya menemukan korban dalam keadaan tidak bernyawa.
”Walaupun satu area, tapi jarak mereka agak berjauhan saat menaruh pancing. Mungkin kira-kira 500 meter. Intinya, kasus ini masih kami selidiki untuk membuktikan apa yang menyebabkan korban meninggal dunia,” tandasnya. (sir/ign)