Kesedihan Mendalam Keluarga Korban, Pemerkosa Pelajar SD di Sampit Masih Bebas Berkeliaran

ibu korban pemerkosaan
KENANGAN TERAKHIR: Ibu korban pemerkosaan memperlihatkan foto anaknya tiga hari sebelum meninggal dunia.

SAMPIT, radarsampit.com – Peristiwa kelam 19 Mei 2023 silam tak akan pernah dilupakan ibu korban rudapaksa di Sampit. Putri kecilnya menjadi korban kebejatan predator seksual yang kini masih bebas berkeliaran.

Dua tahun lebih dia bertahan dengan kesedihan mendalam akibat perbuatan pelaku yang merampas masa depan dan kehidupan putri kecilnya. Sang anak yang tadinya periang, berubah menjadi sosok pendiam.

Bacaan Lainnya

”Anaknya memang periang dan suka bermain di sekitar rumah kalau pulang sekolah,” ujar ibu korban saat ditemui Radar Sampit, Jumat (10/1).

Menurutnya, sang anak seketika berubah 180 derajat setelah kejadian tersebut. Buah hatinya mengaku sering mengalami sakit kepala hebat. Kondisi itu membuat korban kian menutup diri dan jarang keluar kamar.

Selain berubah pendiam, anaknya juga sering menyendiri. Emosinya cenderung tak terkontrol. Kejadian yang menimpanya berdampak hebat bagi psikologis korban. Tak hanya takut bertemu orang lain, korban terkadang ketakutan dengan orang tuanya.

Baca Juga :  90 Pegawai Sudah Diperiksa Etik, Perkara Pungli Rumah Tahanan KPK Naik ke Penyidikan

”Untuk bertemu dan melihat penghuni di rumah saja korban seperti orang ketakutan,” ungkapnya.

Ia kemudian menceritakan kenangan pilu tiga hari menjelang buah hatinya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Ketika itu korban meminta difoto dengan ponsel ibunya, mengenakan jas, kacamata, dan topi.

Pada Radar Sampit, ibu korban juga memperlihatkan foto tersebut. Putri kecilnya tampak mengenakan topi baret hitam, dipadu kacamata hitam, dan jas. Menurutnya, korban sengaja meminta sang ibu memotretnya untuk kenang-kenangan.

”Alasannya, apabila nanti pelaku ditangkap, ia akan menggunakan jas itu,”  ujarnya.

Harapan buah hatinya kini tinggal kenangan. Tiga hari setelah itu, korban menutup mata untuk selamanya.

Ironisnya, hingga kini keadilan bagi korban juga belum terwujud. Terduga pelaku yang tak lain tetangganya sendiri, masih bebas berkeliaran.

Ibu korban tak habis pikir, tetangganya sendiri tega menjadi monster yang ”memangsa” anaknya. Alih-alih pertanggungjawaban pelaku, pihaknya justru kerap mendapat teror dan ancaman.



Pos terkait