Kisah Perahu-Perahu Triplek ketika Banjir Menerjang Kobar

Dikerjakan secara Swadaya, Jadi Transportasi Andalan di Tengah Bencana

perahu triplek
TETAP BERAKTIVITAS: Warga beraktivitas menggunakan perahu triplek di tengah banjir yang melanda Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kobar, Sabtu (28/10). (KOKO SULISTYO/RADAR SAMPIT)

Bencana yang menerjang Kabupaten Kotawaringin Barat tak melumpuhkan kreasi warga. Terjangan banjir membawa warga berdamai dengan alam. Mereka kembali ke zaman bahari.

KOKO SULISTYO-radarsampit.com, Pangkalan Bun

Bacaan Lainnya

Perkampungan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, terisolasi dan berubah menjadi perkampungan air. Daratan tak lagi terlihat. Bahkan, jembatan kayu yang menjadi akses jalan warga juga tertutup pekatnya warna air banjir.

Tidak ada lagi terdengar hiruk-pikuk suara deruman mesin kendaraan roda dua yang melintas di perkampungan tua di bantaran Sungai Arut. Sejak banjir menerjang, suasana berubah sepi. Terlebih malam hari. Hanya suara kodok bersahutan yang meramaikan.

Banjir merendam seluruh permukiman warga. Tidak ada satu pun rumah yang lolos dari terjangan air. Sebagian kecil warga memilih keluar kampung dan mengungsi. Baik ke rumah sanak saudara, maupun menempati kos. Sebagian besar lagi memilih tetap bertahan di rumah yang kebanjiran.

Baca Juga :  "Bumble Bee" Sampai Turun ke Jalanan

Terputusnya akses jalan membuat warga berinisiatif membuat perahu dari bahan triplek. Perahu triplek itu digunakan warga sebagai alat transportasi menuju sungai untuk sekadar buang hajat maupun untuk keperluan lainnya. Termasuk berbelanja sayur-mayur di rumah warga yang berjualan.

Pemuda setempat membuat beberapa unit perahu triplek yang disiapkan di tepi sungai. Siapa pun diperbolehkan jika ingin menggunakan perahu tersebut. Khususnya untuk mengantarkan warga menuju rumah, terutama anak-anak.

Tingginya air yang merendam jembatan menuju permukiman dinilai sudah membahayakan anak-anak, sehingga inisiatif pemuda dan warga membuat perahu triplek diapresiasi. Hal itu sangat dirasakan manfaatnya dalam kondisi darurat.

Tokoh pemuda Kelurahan Raja Seberang, Wardiman, mengatakan, banyak warga lanjut usia memerlukan alat transportasi air yang bisa menjangkau wilayah dalam permukiman.

Termasuk balita dan pelajar yang menempuh pendidikan di sekolah yang tidak terdampak banjir. Dengan kondisi seperti saat ini, warga berinisiatif dan secara swadaya membeli bahan untuk pembuatan perahu triplek tersebut.



Pos terkait