PANGKALAN BUN – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. Peristiwa tersebut merupakan yang pertama pada April 2021, setelah sebelumnya karhutla skala besar terjadi di Km 12, jalan lintas Pangkalan Bun – Kotawaringin Lama.
Kebakaran hutan yang terjadi di Jalan Padat Karya I, Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai itu memaksa satgas darat karhutla menerjunkan personelnya, baik dari BPBD Kobar, Tagana, Manggala Agni, PMI, TNI, Polri, MPA Kumai, dan BPK Huma Singgah Itah.
Cuaca terik ditambah embusan kencang angin, membuat api cepat merembet dan memperluas kawasan yang terbakar. Terlebih vegetasi hutan yang terbakar berupa semak belukar, terdiri dari pakis, pepohonan akasia, serta perkebunan sawit masyarakat.
Kondisi tersebut menyulitkan satgas darat untuk melakukan penanganan. Apalagi personel juga sedang menjalankan ibadah puasa.
Kasi Pencegahan BPBD Kobar Pahrul Laji mengatakan, luasan lahan dan hutan yang terbakar mencapai 3 hektare. Dari luasan tersebut, satgas hanya mampu menangani dua hektare.
”Kami hanya mampu tangani dua hektare saja dengan vegetasi semak, perkebunan sawit, pakis, serta akasia dengan permukaan tanah gambut,” ujarnya, Rabu (21/4).
Menurutnya, ketika regu piket BPBD mendapatkan informasi melalui radio dan via WhatsApp tentang adanya karhutla, pihaknya langsung menindaklanjuti informasi dengan melakukan groundcek lokasi kejadian.
Kemudian tim mempersiapkan peralatan pemadaman dan menerjunkan sarana dan prasarana berupa 1 unit mobil patroli, mobil peralatan, 4 unit tangki water suplai, 1 unit ambulans, 17 roll selang pengantar, 2 buah nozlle, 10 pasang sepatu bot, 10 setel baju wearpack, 2 unit Y- Connector, dan peralatan lainnya.
”Mengingat keterbatasan sumber air, tim satgas darat mengandalkan suplai air dari water suplai,” terangnya.
Berkat kerja keras tim, api dapat dipadamkan. Untuk memastikan api benar-benar padam, tim akan kembali untuk melaksanakan mop up pada lokasi pemadaman.
Hingga kini tim satgas darat belum mengetahui sumber api penyebab kebakaran hutan dan lahan tersebut. Namun, lokasi tersebut diketahui menjadi langganan karhutla. (tyo/sla/ign)