PALANGKA RAYA, radarsampit.com – Jumlah warga yang terdampak banjir di Kalimantan Tengah mencapai 47.136 jiwa dari 16.424 kepala keluarga. Korban banjir tersebar di sejumlah kabupaten/kota dengan total 35 kecamatan dan 184 desa/kelurahan. Sebagian besar warga masih bertahan di tengah banjir. Jumlah pengungsi tercatat hanya 61 kepala keluarga dengan 235 jiwa.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Bencana Alam dan Inflasi Tahun 2022, Senin (17/10), di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng. Kegiatan itu diikuti bupati/wali kota se-Kalteng secara daring.
Edy mengatakan, banjir melanda sembilan kabupaten/kota, di antaranya Lamandau, Sukamara, Kotawaringin Barat, Seruyan, Kotawaringin Timur, Katingan, Palangka Raya, Pulang Pisau, dan Barito Utara. Bencana tersebut merupakan ketiga kalinya dalam tahun ini, yang sebelumnya terjadi Agustus dan September.
”Kabupaten yang sudah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir ada enam, yaitu Lamandau, Sukamara, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, dan Katingan. Sedangkan Seruyan dalam proses penetapan perpanjangan status tanggap darurat,” ucapnya.
Edy menuturkan, Pemprov Kalteng terus memantau penanganan banjir yang dilakukan kabupaten/kota dan telah menyalurkan bantuan. ”Banjir berdampak lebih 50 persen pada kabupaten/kota di wilayah Kalteng dan telah berulang terjadi, sehingga perlu dukungan maksimal dalam penanganannya. Untuk itu, Pemprov Kalteng menetapkan status tanggap darurat banjir terhitung 17 Oktober 2022 selama 21 hari,” katanya.
Edy juga menyampaikan arahan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran pada bupati/wali kota, yakni utamakan keselamatan masyarakat, lakukan evakuasi jika diperlukan, memastikan tempat pengungsian yang layak dan nyaman, dan memperhatikan kebutuhan dasar pengungsi.
”Jangan ragu menyalurkan bantuan untuk masyarakat. Yang penting jelas pertanggungjawabannya. Perhatikan peringatan dini BMKG, sampaikan perkembangan potensi banjir kepada masyarakat, dan segera lakukan penetapan status kedaruratan untuk mengoptimalkan penanganan banjir,” ujarnya. (ewa/ign)