”Melihat kondisi anak, saya tidak tahu apakah disengaja atau tidak sengaja, dia diduga kuat dibuang dan ditemukan seseorang yang lewat di sekitar SPBU km 8 Jalan Tjilik Riwut,” kata Irawati.
”Anaknya seperti mengalami trauma. Dia lihat orang sekitar takut, dia mau satu orang saja yang mendekat. Berarti trauma,” tambahnya.
Informasi itu juga telah menyebar luas ke masyarakat Kotim. Hingga ada salah satu masyarakat Desa Sebabi, Kecamatan Telawang yang mengaku kehilangan anak dua tahun lalu. ”Ciri-ciri anaknya tanda lahir di bokong, mukanya agak mirip saat wajahnya segar (sehat). Ibunya merasa kecewa. Kalau ingin memastikan agar tidak kepikiran, bisa melakukan tes DNA, tetapi untuk saat ini kami pastikan dulu memulihkan kesehatannya,” tegas Irawati.
Anak tersebut telah ditangani Dinsos Kotim dan dirawat di RSUD dr Murjani Sampit. ”Untuk makannya saya sendiri yang menjamin. Nanti apabila dilakukan DNA, otomatis anak bisa diserahkan melalui proses dan tahapan. Mungkin perlu menyinkronkan data laporan kehilangan anak dari data kepolisian untuk menguji kebenaran data dan fakta yang terjadi,” kata Irawati. (sir/hgn/ign)