Miris! Pelajar SMP di Sampit Jadi Muncikari

Tawarkan Teman Sekelas Jadi Pemuas Nafsu

pelajar smp jadi mucikari
ilustrasi pelacuran pelajar

Irawati mengimbau guru di seluruh satuan pendidikan agar memberikan sosialisasi dan pengawasan kepada siswa-siswinya. ”Orang tua harus mengawasi anaknya. Jangan sampai salah arah, hingga melakukan perbuatan yang tidak sewajarnya. Hati-hati juga kepada guru agar mengawasi dan memberikan sosialisasi. Jangan sampai mentang-mentang anak laki-laki, mengaku kawan dekat, dibiarkan satu kamar,” katanya.

Dia menegaskan, orang tua harus tahu karakter anak dan jangan sampai mengabaikannya. Pasalnya,  dua laki-laki yang mengaku teman akrab bisa saja melakukan perbuatan yang tidak wajar di dalam kamar. ”Kita tidak tahu, karena menganggap hanya teman sesama lelaki. Akhirnya,  salah satu di antaranya terkena HIV. Masa depan menjadi suram. Harus mengonsumsi obat seumur hidup, karena imun tubuhnya menurun,” katanya.

Bacaan Lainnya

Irawati menambahkan, orang tua dan guru di sekolah juga perlu mengawasi penggunaan gawai. Perkembangan teknologi yang semakin pesat jangan sampai disalahgunakan untuk hal yang tidak berguna.

Baca Juga :  Komisi Pemilihan Umum Seruyan Perlu 3.101 Petugas KPPS

”Di era kemajuan teknologi yang semakin pesat, anak-anak harus bisa menggunakan dan memanfaatkan gadget sebaik mungkin. Jangan punya handphone, tetapi digunakan untuk hal yang tidak baik. Minta paket data dengan orang tua, tapi melihat yang tidak-tidak. Setelah saya interogasi kenapa bisa seperti itu, semua berawal dari pergaulan bebas dan gadget. Gadget seakan sudah menjadi candu bagi mereka,” katanya.

Irawati tak ingin generasi muda di Kotim dirusak karena pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba yang berujung mengidap penyakit HIV/AIDS.

”Saya berinisiatif memulai pemeriksaan tes urine di SMAN 1 Sampit beberapa hari lalu. Kita tunggu hasilnya. Karena, semua ada masanya, saya tidak ingin generasi muda di Kotim dirusak karena pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba. Kita tidak tahu, yang menjadi pemimpin negara di masa depan mungkin saja berasal dari Kotim. Kalau masih SMP saja berani berbuat seperti itu, mau jadi apa besarnya nanti?” ujarnya. (hgn/ign)



Pos terkait