SAMPIT – Polemik pembangunan Pasar Mangkikit di Jalan Pangeran Antasari, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, kembali mencuat. Sejumlah pedagang yang terlanjur setor ke PT Herald Eranio Jaya, pihak ketiga yang membangun pasar itu menginginkan uang mereka kembali.
”Saya sudah setor dua puluh juta lebih, bahkan sempat berantem dengan istri karena masalah ini,” kata seorang pedagang yang namanya tak mau disebutkan, Selasa (17/1).
Para pedagang yang sudah terlanjur setor dikumpulkan dan kembali diverifikasi data dan kuitansi pembayarannya di dekat Aula Pasar Mangkikit, Sabtu (15/1) lalu. Adapun jumlah uang yang disetor pedagang bervariasi, mulai dari puluhan juta sampai ratusan juta.
”Karena satu pedagang ada yang pesan los lebih dari satu,” katanya.
Para pedagang enggan namanya dimasukkan ke media lantaran takut uang mereka tak kembali. Bahkan, saat pendataan mereka tampak terburu-buru.
Ketua Pengurus Pasar Mangkikit Ahmad Soleh belum berani memberikan komentar lebih lanjut. Dia mengaku hanya hadir dan memfasilitasi pendataan pedagang yang terlanjur membayar untuk biaya uang muka dan angsuran kios atau lapak yang diminta PT Herald Eranio Jaya. ”Kami hanya menghadiri,” kata Soleh.
Para pedagang berinisiatif mendata kembali pedagang yang telah membayar, karena khawatir uang mereka hilang begitu saja. Apalagi mereka mendapat kabar bahwa Pemkab Kotim akan mengambil alih pembangunan pasar yang kerap disebut Pasar Subuh tersebut.
Sebagai informasi, awalnya pembangunannya Pasar Mangkikit dilaksanakan dengan sistem Built Operate Transfer (BOT). Artinya, pembangunan dilaksanakan pihak ketiga, yakni PT Herald Eranio Jaya.
Para pedagang diminta mencicil uang muka hingga angsuran untuk kios atau lapak di Pasar Mangkikit. Tapi, ada juga yang memilih aman dengan tidak menyetor terlebih dahulu menunggu bangunan pasar sampai jadi. Namun, seiring berjalannya waktu, pembangunan tak kunjung selesai.
Pembangunan pasar ditandai dengan peletakan yang batu pertama pada 22 Februari 2015 lalu. Dana yang dihabiskan diperkirakan mencapai lebih Rp 20 miliar.