Nelayan Kumai Diganggu Cuaca Ekstrem

Hasil Tangkapan Turun Saat Harga Pasaran Naik

nelayan kubu
Hasil perikanan nelayan Kubu, Kecamatan Kumai terutama Udang dan Bawal Perak di musim teduh melimpah.

PANGKALAN BUN – Cuaca ekstrem di perairan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) berdampak pada penurunan hasil tangkapan ikan nelayan di pesisir terpadu Bugam Raya.

Saat sedang bagusnya harga kepiting di pasaran yang mencapai Rp400 ribu per kilogram, nelayan justru dihadapkan pada kondisi cuaca buruk. Biasanya selama sepekan melaut, mereka mampu mendapatkan puluhan kilogram kepiting.

Namun dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, nelayan hanya mampu membawa kepiting tidak lebih dari 1 kilogram. Bahkan tak jarang hanya beberapa ekor saja. Meski demikian nelayan tidak ada pilihan dan tetap pergi melaut, karena mata pencarian mereka satu-satunya hanya mencari ikan di laut.

Beruntung masih ada jenis ikan lainnya yang menjadi selingan tangkapan mereka, minimal untuk tambahan menutupi operasional mereka selama melaut.

Kepala Desa Keraya, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar, Suharmalik menceritakan dengan kondisi cuaca seperti saat ini, hasil tangkapan menurun sekitar 50 sampai 60 persen. “Sulit sekarang bahkan agar hasil tangkapan nelayan bisa maksimal mereka melaut sampai perairan Seruyan,” ungkapnya, Selasa (23/11).

Baca Juga :  Wisata Pesisir Terpadu Mulai Ramai

Nelayan-nelayan Keraya melaut untuk mencari ikan menggunakan kapal 2 grosston, dan biasanya mereka berdua di laut hingga sepekan lamanya.

Kades Kubu, Kecamatan Kumai Saparudin menambahkan dengan cuaca yang ekstrem dan gelombang lumayan tinggi membuat tangkapan hasil perikanan nelayan bukan hanya di Kubu tetapi juga di pesisir Kumai menurun.

Terutama jenis ikan Gembung, Bawal Putih, Tenggiri, Telang, Kakap Merah, Pari, Remang, Otek, Udang Sayur, Udang Kapur, Udang Tiger, Udang King, Udang White, Udang Brown, serta Kepiting. “Ada penurunan hasil tangkapan, karena mereka belum berani agak ke tengah saat melaut, tetapi kalau untuk pemancing yang menggunakan kelotok besar masih terbilang aman,” ungkapnya.

Akibat cuaca buruk tersebut, untuk di Desa Kubu ada nelayan yang bersikeras pergi melaut, namun ada juga yang bertahan hingga menunggu cuaca bagus. (tyo/sla)

 

 



Pos terkait