Pangkalan Tidak Jelas, Warga Kobar Kesulitan Gas

ilustrasi elpiji
Ilustrasi sulitnya membeli elpiji bersubsidi (Faisal/Radar Sampit)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Ratusan Kepala Keluarga (KK) di RT 01 dan RT 02, Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kesulitan mendapatkan gas elpiji bersubsidi 3 kilogram.

Ketidakjelasan lokasi pangkalan penyalur Wahyu Ilahi sebagai pangkalan resmi dituding menjadi biang persoalan. Agar dapur warga terus mengepul, terpaksa mereka membeli eceran di kios-kios dengan harga 45 ribu rupiah per tabung.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Bukan tanpa sebab, pangkalan yang sejak awal diperuntukkan sesuai kuota untuk menyalurkan elpiji subsidi kepada masyarakat di dua rukun tetangga tersebut terus saja berkonflik dengan warga. Dari persoalan harga yang tidak sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah, kuota dan persoalan lainnya.

Warga RT 02, Raja Seberang, Dewanti meminta agar pemerintah, agen serta  Hiswana migas  turun tangan menyelesaikan persoalan yang tidak berkesudahan yang berdampak pada sulitnya warga untuk mendapatkan haknya.

“Pangkalan saja tidak jelas keberadaannya, kemudian penyaluran ke masyarakat saat ini jauh dari jangkauan, sebelumnya ada di tengah permukiman, sekarang di RT 01, yang ada di ujung kampung,” keluhnya, Senin (26/12).

Baca Juga :  Palangka Raya Juara Umum Kejurprov Catur se-Kalteng

Kedatangan gas pun banyak masyarakat tidak tahu, dan banyak warga yang akhirnya gigit jari, karena mereka mengetahui di kemudian hari setelah mendapat informasi dari mulut ke mulut bahwa gas telah datang.

Mereka juga mempertanyakan kemana larinya gas elpiji 3 kilogram yang tidak terambil oleh warga, ia berharap permainan penyaluran gas elpiji segera diakhiri demi kepentingan masyarakat. “Kami sudah menerima harga Rp25, permudah kami mendapatkan hak kami,” harapnya.

Lurah Raja Seberang, Guntur Setiawan mengakui bahwa sejak beberapa tahun terakhir antara ketua RT yang mewakili  warga berkonflik dengan pemilik pangkalan. Diantaranya terkait dengan kurangnya kuota dan kebijakan sepihak pangkalan menaikan harga gas elpiji 3 kilogram subsidi di atas ketetapan harga pemerintah.

“Kemudian Pangkalan menyetujui dari semula mereka menaikan Rp28 turun menjadi Rp25 ribu, dan warga menerima, namun lokasi penyaluran berpindah ke RT 01 yang jauh dari jangkauan, dan itu dikeluhkan masyarakat,” ungkapnya.



Pos terkait