Pembagian Kartu Tani di Daerah Ini Diduga Tak Tepat Sasaran

Belasan Petani Tuntut Keadilan Pemerintah

Pembagian Kartu Tani Tidak Tepat Sasaran
(Ilustrasi Kartu Tani/Jawapos.com/radarbojonegoro)

PANGKALAN BUN – Belasan petani di Desa Sungai Melawen, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat kecewa karena pembagian kartu tani tak sesuai harapan. Sejumlah warga yang notabene adalah anggota kelompok tani dan benar-benar memiliki lahan tanaman pangan justru tidak menerima kartu tersebut.

Padahal sejak awal mereka sudah didata dan mengumpulkan Kartu Keluarga untuk diajukan, tapi justru data mereka tidak masuk. Akibatnya mereka harus rela membeli pupuk non subsidi dengan harga tinggi. Lebih parahnya lagi, dari penelusuran media ini justru ada warga yang tidak memiliki ladang pertanian dan bahkan tidak pernah menanam tanaman pangan malah mendapat kartu tani.

Bacaan Lainnya

“Kami ini bingung, waktu tahun 2020 lalu yang didata awal adalah kami-kami ini, yang memang petani dan menanam jenis sayur-sayuran tapi justru tidak dapat,” kata salah seorang anggota Kelompok Tani Margo Joyo, Desa Sungai Melawen, Juli, sembari berbincang dengan anggota kelompok tani lainnya yang juga bernasib sama.

Baca Juga :  Dua Pekan Berjalan Api Hanguskan 40 Hektare Hutan dan Lahan

Sebelumnya hampir semua anggota kelompok tani yang benar-benar bertani tanaman hortikultura tidak dapat kartu tani tahun 2020. Informasinya waktu itu, lanjut Juli, diperkirakan ada kesalahan teknis dan akan diajukan kembali, maka merekapun bersabar, namun faktanya tidak dapat juga, pada pembagian kartu tani yang kedua.

“Katanya mau mendorong petani supaya lebih maju, tapi membagi kartu tani saja tidak adil begitu, kelihatan saja kok di sini sebenarnya siapa yang bertani dan yang tidak, apalagi data sudah dikirim, kita ini bukan iri, malah bagus sebenarnya kalau semua dapat, tapi ini bingung saja, yang tidak bertani malah dapat kartu tani,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan salah satu anggota Kelompok Tani Rukun Makmur Desa Sungai Melawen, menurutnya mereka bingung ketika beberapa waktu lalu ada pembagian kartu tani, tapi yang datang sebagian bukan benar-benar petani yang kesehariannya bercocok tanam.(sam/sla)

 



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *