Pembangunan RTH Dikebut, Puluhan Pekerja Harus Lembur

1 utama
KEJAR TARGET: Para pekerja bekerja lembur menyelesaikan pembangunan taman atau ruang terbuka hijau (RTH) di Jalan Tidar yang saat ini masih dalam tahap pembangunan, Rabu (16/11). HENY/RADARSAMPIT

SAMPIT, radarsampit.com – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim tahun ini sedang membangun ruang terbuka hijau (RTH) di tiga lokasi, yakni di Jalan Tidar, Jalan Pramuka, dan Jalan Cristopel Mihing.

Pantauan Radar Sampit, pekerjaan pembangunan RTH di Jalan Tidar, tepatnya di kawasan perumahan pemerintah daerah sedang dalam tahap pembangunan.  Selama sebulan terakhir, proyek ini dikebut oleh puluhan pekerja dari total lima grup yang diturunkan.

Bacaan Lainnya

Dari papan proyek berlatar hijau yang terpasang, tertulis bahwa pekerjaan pembangunan taman atau RTH di Jalan Tidar termasuk dalam program pengelolaan keanekaragaman hayati yang dikerjakan oleh CV  Angkasa Raya sebagai kontraktor pelaksana.  Sesuai perjanjian kontrak kerja, proyek senilai Rp 1.888.000.000 dibangun menggunakan dana bagi hasil dan dana reboisasi (DBH-DR) dengan waktu pelaksanaan yang dimulai dari 7 Oktober – 26 Desember atau 80 hari kalendar.

Pembangunan RTH di Jalan Tidar akan dibuat taman seluas 0,4 hektare di atas lahan milik pemerintah daerah. Lahan yang tadinya rawa, cekung, dan tak terurus sekarang sudah ditimbun.

Baca Juga :  Sepenggal Cerita Dibalik Megahnya Ikon Palangka Raya

Pengawas CV Angkasa Raya Satri mengatakan, pembangunan RTH di Jalan Tidar membutuhkan sebanyak 331 rit tanah uruk. Hal itu dikarenakan kondisi tanah pemda yang begitu rendah daripada Jalan Tidar.

“Sekelingnya dibangun siring, di bagian depan akan dipasang paving, tengah dan belakang akan ditanami pohon ulin, meranti dan pohon-pohon lainnya. Ada juga gazebo di tengah, jalur khusus pejalan kaki yang dibuat berkelok dan perbaikan area bermain anak di belakang,” kata Satri saat ditemui sedang ikut bekerja membantu pekerja, Rabu (16/11).

Satri mengatakan, pekerjaan dimulai 13 Oktober 2022. Pada minggu pertama, pihaknya menurunkan 1 grup yang terdiri 6-10 pekerja. Pada minggu kedua, pekerja ditambah menjadi lima grup atau lebih dari 40 pekerja untuk fokus membangun pemasangan batu belah atau batu kali.

“Pekerjaan kami mulai 13 Oktober 2022 karena sambil menunggu material datang. Pemasangan batu belah membutuhkan banyak pekerja karena pekerjaannya cukup berat. Sedangkan, kami dituntut cepat menyelesaikan pekerjaan sampai 26 Desember bulan depan,” ujar Satri.



Pos terkait