Pemkab Kobar Tak Berdaya Atasi Lalu Lintas Babi  

truk babi
ANGKUTAN BABI: Truk pengangkut ternak babi saat melintas di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Kotawaringin Barat belum lama ini. (Istimewa/Radar Pangkalan Bun)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) tidak berdaya mengatasi keluhan masyarakat yang terganggu dengan truk angkutan babi yang melintasi beberapa desa saat menuju ke Kalimantan Barat.

Ternak babi yang diketahui berasal dari Bali diangkut dengan kapal ke Kumai. Selanjutnya babi diangkut ke Provinsi Kalbar dan Palangka Raya.

Bacaan Lainnya
Gowes

Dalam perjalanannya ke tempat tujuan, truk yang mengangkut ternak babi tersebut menimbulkan bau yang menyengat dan terkadang truk berhenti dan menyiram di sembarang tempat. Hal itulah yang membuat masyarakat resah.

Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Kobar Haryo Prabowo sudah mengetahui keresahan masyarakat terhadap lalu lintas ternak babi yang melewati wilayah mereka.

“Kita sudah berkoordinasi dan berdiskusi dengan pihak karantina wilayah kerja Pangkalan Bun untuk membicarakan persoalan tersebut,” ujarnya, Minggu (24/2/2024).

Menurutnya, DPKH Kobar tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak berwenang  mengatur perizinannya ketika masuk ke Kumai. Rekomendasi keluar masuk ternak antarprovinsi adalah wewenang provinsi.

Baca Juga :  Damkar Kotawaringin Barat Bakal Berlaga di NFSC 2024 

Sementara untuk wewenang ternak babi boleh melintas antarpulau dan diterima di pelabuhan adalah wewenang karantina.

Babi yang turun di Pelabuhan Tempenek itu diorder warga Kalbar dan  Palangka Raya dan memiliki dokumen lalu lintas ternak yang lengkap.

“Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kobar hanya bisa memantau agar babi tidak turun di Kobar sesuai dokumen lalu lintas,” ungkapnya.

Petugas Karantina juga memberikan imbauan agar senantiasa menjaga kebersihan selama pengangkutan.

Menurutnya, DPKH selalu koordinasi dengan petugas yang ada di check point untuk memastikan babi tersebut melintas check point.

“Misal tujuan Palangka Raya, kita infokan petugas check point kita di Amin Jaya agar ikut memantau bahwa babi itu melintas keluar dari Pangkalan Bun, baik jumlah babi maupun armada pengangkutnya. Demikian juga yang ke Kalbar, kita pasti kontak check point Nanga Tayap Kalbar agar sama memantau dan memastikan ternak tersebut memang masuk Kalbar,” tegasnya. (tyo/yit)



Pos terkait