PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Kemarau mengakibatkan sumber air yang digunakan petani di Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, mengering. Lahan pertanian kekurangan pasokan air sehingga tanaman rusak dan meranggas. Belasan hektare holtikultura terancam gagal panen.
Petani holtikultura di Kecamatan Kumai Shotif mengatakan, kemarau kali ini cukup panjang sehingga dibutuhkan alternatif untuk mendapatkan pasokan air untuk tanaman.
“Kalau kebutuhan air terpenuhi, ancaman gagal panen dapat diatasi. Di Jawa sudah banyak petani gagal panen, itu cukup merisaukan kami petani di Kobar,” ujarnya, Sabtu (16/9/2023).
Bila petani di Kobar gagal panen, maka berdampak pada ketahanan pangan masyarakat. Dia membudidayakan tanaman seperti cabai, tomat, dan beberapa komoditas lainnya. Sejak kemarau petani dipusingkan dengan pasokan air yang semakin menipis.
Pipa-pipa paralon untuk menarik air dengan mesin pompa dari parit irigasi yang dialirkan ke lahannya saat ini nyaris tidak bisa lagi mengeluarkan air.
“Sementara ini saya berharap dari air hujan untuk mengairi sawah saya seluas dua hektare, tetapi hujan juga tidak kunjung turun, kalaupun turun tidak seperti yang diharapkan,” keluhnya.
Biaya operasional dan perawatan di musim hujan lebih kecil dibandingkan saat musim kemarau. Di musim kemarau ini biaya operasional membengkak. “Kalau sudah kekeringan seperti ini tanaman cabai, tomat dan sayur mayur lainnya terancam penyakit virus kuning atau sering disebut gemini,” pungkasnya. (tyo/yit)