SAMPIT, RadarSampit.com – Perkebunan kelapa sawit PT Globalindo Alam Perkasa (GAP) yang beroperasi di Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), memastikan tidak ada kebocoran limbah dari perusahaan tersebut. Hal itu sebagai penegasan terkait banyaknya ikan mati di sungai sekitar wilayah itu yang masih diselidiki.
”Perusahaan kami tidak ada pembuangan limbah ke sungai dan tidak ada kebocoran,” kata Rusli Salim, perwakilan manajemen perusahaan dalam rilisnya kepada Radar Sampit, Minggu (19/6).
Rusli Salim menuturkan, posisi perusahaan mereka juga ada di bawah lokasi sungai yang diduga tercemar tersebut. Karena itu, tudingan terhadap pihaknya sebagai salah satu biang pencemaran dinilai keliru. ”Aliran air dari arah hulu atas. Di atasnya PT GAP lagi,” kata dia.
Terkait laporan ikan mati yang posisinya di keramba Desa Rongkang, lanjutnya, pabrik mereka lokasinya jauh di hilir dari kawasan yang diduga tercemar tersebut. Selain itu, dia juga membantah adanya limbah dari PT GAP. ”Secara posisi tidak mungkin kami yang mencemari sungai,” ujarnya.
Dia menegaskan, pihaknya telah mengelola limbah secara maksimal dan memiliki pabrik biogas dan outflow. Lokasi yang digunakan sekitar 15 hektare dari total luasan 200 hektare. Limbah diolah lalu dikeluarkan ke kolam pantau.
”Di kolam pantau itu ikan bisa hidup. Artinya, airnya berkualitas bagus,” kata Askeb Humas PT GAP Harlim Simamora menambahkan.
Sungai Sampit merupakan sumber air bagi masyarakat sejumlah desa, yaitu Desa Natai Baru, Rongkang, dan Ramban atau Bagendang Tengah. Warga menduga sungai tersebut tercemar limbah karena ditemukan banyak ikan mati di sungai itu.
Dinas Lingkungan Hidup Kotim telah mengambil air sungai yang diduga tercemar tersebut. Hasilnya baru akan diketahui beberapa pekan lagi. (ang/ign)