Tangis Pilu Korban Bullying, ”Dikeroyok” Teman Sekelas, Kepala Didorong dan Dipukul

korban bullying lamandau
MENANGIS: Korban perundungan di Kabupaten Lamandau menangis di-bully teman-temannya. (tangkapan layar video bully)

NANGA BULIK, radarsampit.com – Aksi perundungan (bullying) mencoreng dunia pendidikan di Lamandau serta predikat kabupaten layak anak yang pernah disandang. Sejak Kamis (9/3) petang, media sosial ramai dengan video kekerasan terhadap anak sekolah dasar yang lokasinya di Kota Nanga Bulik.

Ada dua video yang muncul ke publik. Dalam potongan video pertama yang berdurasi satu menit, memperlihatkan seorang murid perempuan hanya bisa tertunduk sambil menangis saat teman-teman sekelasnya mengejek dan menertawakannya.

Bacaan Lainnya

Aksi teman sebayanya kian tak terkendali ketika seorang murid laki-laki melempar buku tulis ke mukanya. Korban yang menggunakan baju merah putih lengan panjang (berbeda dengan temannya yang menggunakan batik, Red) sempat melawan dengan melempar balik buku tersebut.

Namun, perlawanan justru membuat pelajar laki-laki tersebut semakin marah. Bocah tersebut langsung memukul kepala korban berkali-kali. Aksi perundungan tersebut berlanjut di luar ruangan kelas.

Baca Juga :  Wakil Rakyat Tagih Pencopotan Jabatan Asisten I

Pada video ke-2 berdurasi 28 detik, korban duduk di tepi lapangan. Rekan sebayanya mengelilingi gadis malang tersebut. Mereka juga melakukan pemukulan ke wajah korban, mendorong kepalanya, menertawakan, dan mengejeknya hingga membuat korban menangis tersedu.

Aksi itu diabadikan sebagian murid hingga akhirnya rekaman tersebut sampai ke kakak korban. Kakak korban yang tidak terima lalu mengunggahnya ke Facebook. Hal tersebut mendadak viral dan terus disebarkan secara berantai.

Banyak pihak yang mengecam perundungan tersebut. Sebagian mempertanyakan kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lamandau, serta pihak guru di sekolah yang tak mengetahui aksi kekerasan peserta didiknya.

”Terkait penggunaan handpone di sekolah, sepertinya bebas tanpa ada yang mengatur. Lebih miris lagi di video itu, mereka masih sekolah dasar. Pendidikan moral anak-anak kita harus menjadi perhatian serius. Banyak dampak penyalahgunaan dari kebebasan handphone oleh murid,” ucap salah seorang warga, Jumat (10/3).

Sementara itu, korban melaporkan kejadian tersebut ke Polres Lamandau. Kasus itu telah ditangani unit PPA Satreskrim Polres Lamandau. Korban juga didampingi UPTD PPA serta aktivis dari forum PUSPA Lamandau.



Pos terkait