Ternyata Ini Penyebab Harga Beras Bertahan Tinggi

Ada Temuan Beras Bulog Dikemas Ulang, Dijual Lebih Mahal

harga beras
Pedagang beras di Pasar Cipinang. (Nurul Fitriana/JawaPos.com) 

Untuk distributor besar, tutur Media, diperlukan penegakan hukum jika kedapatan menimbun beras.

”Sebetulnya pemerintah sudah punya datanya dan itu sudah terjadi penimbunan. Sehingga (terjadi) kelangkaan beras gila-gilaan saat ini,” ujar lulusan doktoral University of Manchester tersebut.

Bacaan Lainnya


Belajar dari pengalaman tahun lalu, lanjut Media, salah satu cara yang cukup ampuh menekan inflasi adalah dengan dana perlindungan sosial dan bansos menjelang Ramadan. Cuma, tahun ini berbeda. Bansos sudah disebar luar biasa besar menjelang pemilu. Khususnya pada Desember 2023 dan Januari 2024. Dengan demikian, inflasi tampaknya kurang signifikan dengan bansos. Sejalan dengan penurunan frekuensi penyaluran.

Di sisi lain, penyaluran bansos dalam jangka panjang juga tidak baik. ”Seperti mengobati sesuatu bukan dengan obat yang seharusnya. Jadi, tidak bisa dikontrol lewat bansos,” ungkapnya.

Baca Juga :  Kendarai Honda Vario, Pencuri Gondol Rokok, Minyak, dan Beras di Pangkalan Bun

Menurut Media, bulan Ramadan harga beras tampaknya masih akan terus naik. Sebab, beras merupakan komoditas utama dan berkaitan dengan komoditas lain. Jadi, akhirnya merembet ke harga cabai, bawang, dan minyak goreng. Artinya, kontribusinya ke sektor lain cukup tinggi.

Sebelum masa panen sekitar akhir Maret atau April, mungkin harga masih akan naik. Namun, itu bergantung juga pada langkah pemerintah. Untuk diketahui, kontribusi kenaikan harga beras terhadap inflasi bisa lebih dari 0,2 persen.

”Kita bisa lihat dari rilis inflasi BPS cukup mengkhawatirkan. Terutama kondisi masyarakat rentan,” tandasnya.

Temuan Lapangan Pelanggaran Distribusi Beras Bulog

Polda Sumatera Utara (Sumut) menemukan indikasi pelanggaran dalam distribusi beras Bulog. Dalam sidak gabungan Polda Sumut dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan pemerintah yang tergabung dalam satgas pangan, ditemukan adanya dugaan beras Bulog yang dikemas ulang dengan tujuan menaikkan harga.

Kasubdit Indagsi Ditreskrimsus Polda Sumut AKBP Bambang Rubianto menyatakan, indikasi kecurangan itu ditemukan di tiga pasar di Medan, yakni Pasar Petisah, Pasar Suka Ramai, dan Pasar Simpang Limun. Indikasi kecurangan tersebut berupa beras Bulog yang kemasannya diganti dengan merek lainnya.



Pos terkait