Tiga Kecamatan di Lamandau Ini Rawan Karhutla

karhutla lamandau
KARHUTLA : Tim gabungan memadamkan api kebakaran lahan di wilayah Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, Jumat (18/8) kemarin. (ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)  

NANGA BULIK, radarsampit.com – Ratusan titik api Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) terus melanda wilayah Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, sejak beberapa pekan terakhir.

Meski kebakaran lahan terus terjadi, kondisi udara Kota Nanga Bulik, Lamandau saat ini masih tergolong aman dan belum tersaput kabut asap tebal.

Bacaan Lainnya

Menanggapi hal tersebut, Kapolres Lamandau AKBP Bronto Budiyono meminta agar masyarakat semakin waspada terhadap potensi kebakaran, baik yang disebabkan oleh pembakaran sampah maupun aktivitas pembukaan lahan.

Termasuk para pemancing, maupun pengendara yang melintas di lahan-lahan kering, agar berhati-hati dengan puntung rokok agar tidak dibuang sembarangan.

Kapolres menegaskan bahwa pihaknya akan selalu merespons cepat segala laporan maupun hotspot yang terdeteksi, sehingga Karhutla dapat dikendalikan dengan maksimal. Jika ada unsur pidana terkait Karhutla, maka akan ditindak tegas.

“Dalam sepekan ini cukup banyak titik api bermunculan, anggota rutin patroli dan mendatangi lokasi kebakaran lahan bersama personel TNI maupun instansi terkait. Tim gabungan lakukan pengecekan dan pemadaman api,” kata Kapolres.

Baca Juga :  Gagal Investasi, Mendekam di Balik Jeruji Gara-gara Buka Kebun Sawit di Kawasan Hutan

“Upaya sosialisasi sudah dilakukan anggota Bhabinkamtibmas, karena kebiasaan penduduk yang berladang berpindah, masih ada saja beberapa oknum warga yang membakar lahan,” ucapnya.

Bronto mengungkapkan, Jumat (18/8) kemarin ada 16 titik api yang terpantau satelit dengan luasan lahan yang terbakar bervariasi. Daerah yang rawan kebakaran berada di Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Lamandau, dan Kecamatan Delang.

Bronto menegaskan, titik panas yang muncul tidak semua indikator Karhutla, ada yang terdeteksi dari suatu lokasi dengan suhu relatif tinggi yang setelah dicek, ternyata suhu patas dari atap seng sebuah gedung lapangan futsal, cerobong asap pabrik kelapa sawit (PKS) dan pembakaran sampah oleh warga.

“Saat ini musim kemarau yang menyebabkan banyak daun dan ranting mengering, kondisi ini sangat rawan terjadi kebakaran, sedikit ada api pemicu bisa berbahaya,” tukasnya. (mex/fm)



Pos terkait