Radarsampit.com – Berbeda dengan lima tahun lalu, pembukaan muktamar PKB di Nusa Dua, Bali, tidak dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Forum musyawarah tertinggi PKB tersebut dibuka Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dan akan ditutup Minggu (25/8/2024) oleh presiden terpilih Prabowo Subianto.
Tidak ada penjelasan terkait alasan ketidakhadiran Jokowi dalam Muktamar VI PKB. Sekretaris Steering Committee Muktamar VI PKB Syaiful Huda menyatakan, kehadiran Wapres Ma’ruf Amin sudah cukup sebagai perwakilan presiden. ”Bagi PKB tidak masalah (Jokowi tidak hadir di pembukaan muktamar),” ujarnya di lokasi Muktamar VI PKB di Bali, Sabtu (24/8/2024).
Pantauan Jawa Pos, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto turut mendampingi Ma’ruf Amin. Selain itu, sejumlah elite partai politik juga hadir. Di antaranya, Sekjen PKS Aboe Bakar Al Habsy, Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah, dan Wakil Ketua Umum Golkar Ace Hasan Syadzily.
Sementara itu, sebelum membuka muktamar, Ma’ruf Amin sempat menyinggung gerakan politik PKB sebagai harakah siyasiyah kiyaiyah atau gerakan politik kiai. ”Bukan kiai politik,” ujarnya.
Karena itu, dia mengingatkan agar gerakan politik PKB mengikuti nasihat dan petunjuk kiai. Namun, Wapres menegaskan, gerakan politik kiai bukan untuk kepentingan kiai.
Melainkan untuk kepentingan seluruh bangsa dan negara. Dia pun menyinggung awal mula pembentukan PKB yang didirikan sebagai wadah menampung aspirasi kaum nahdliyin.
”Tapi, kenyataannya yang mendukung PKB bukan hanya orang NU, tapi seluruh kelompok,” ujarnya.
Dukungan seluruh kelompok itu sejalan dengan gerakan politik PKB yang mengusung rahmatan lil’alamin atau politik semua golongan. Dalam gerakan tersebut, PKB membawa misi perbaikan.
”Perbaikan untuk semua pihak, bukan gerakan politik kekuasaan,” kata Ma’ruf. ”Karena urusan kekuasaan urusan Allah SWT,” imbuhnya.
Meski tidak berorientasi pada kekuasaan, PKB bukan berarti tidak menginginkan kekuasaan. Menurut Ma’ruf, PKB selama ini terus ikut dalam gerbong kekuasaan.
Bahkan, gerakan politik PKB telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. ”Buktinya, saya lihat di pemilu, PKB mendapat suara 10 persen,” ujarnya.