PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Tiga calon penumpang mudik tujuan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang rencananya berangkat dari Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat tertipu dengan sindikat penjual tiket palsu.
Tiket palsu tersebut didapatkan dari seseorang yang menjual tiket melalui aplikasi media sosial Facebook. Meski demikian ketiganya tetap diperbolehkan berangkat secara gratis oleh pihak operator pelayaran PT Dharma Lautan Utama.
Manager Kantor Cabang PT DLU Kumai, Agus Suprianto mengungkapkan bahwa pada musim mudik lebaran seperti saat ini banyak sindikat penipu yang memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat. Mereka memperjual tiket palsu untuk keuntungan pribadi.
“Kita mengimbau agar masyarakat yang akan mudik lebaran berhati – hati dan membeli tiket di loket resmi atau agen resmi yang ditunjuk,” ujarnya.
Diceritakannya, bahwa tiga penumpang tersebut diketahui saat akan berangkat menggunakan KM Dharma Rucitra 9. Ketika akan boarding tiket yang mereka bawa ternyata tidak terdeteksi alat pemindai barcode tiket di pelabuhan.
“Saat akan berangkat pada pukul 05.00 WIB, ada tiga penumpang yang akan boarding. Tapi tiketnya tidak dapat di pindai (scan) barkodenya, setelah kita cek ternyata palsu,” ungkapnya.
“Namun dengan pertimbangan kemanusiaan dan juga pelayanan terbaik bagi para pemudik tahun ini, ketiga calon penumpang tersebut tetap diperbolehkan berangkat,” sambungnya.
Menurut keterangan tiga calon penumpang itu membeli melalui kenalannya di media sosial Facebook, mereka hanya diberikan tiket palsu yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp dan uangnya mereka transfer. “Kasihan, kita berikan tiket asli gratis agar mereka bisa mudik dan merayakan lebaran bersama keluarga mereka,” katanya.
Ia berharap para calon penumpang kapal khususnya yang menggunakan operator PT DLU untuk tidak sembarangan membeli tiket. Tiket bisa dibeli melalui online, ke agen resmi dan di Kantor Cabang DLU Kumai.
“Saya imbau warga berhati-hati saat membeli tiket. Karena memang kasus penipuan tiket ini selalu ada setiap tahunnya, dan dilakukan oleh para penipu via online di media sosial,” tandasnya.