Waspada! Mpox alias Cacar Monyet Bisa Menyerang Anak-Anak

pemeriksaan mpox
Penumpang kapal dari Malaysia melintasi alat pendeteksi suhu tubuh untuk mencegah individu yang mengalami gejala demam terinfeksi cacar monyet atau mongkeypox (Mpox) di Pelabuhan Dumai, Riau, Jumat (30/8/2024). Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Dumai meningkatkan pengawasan terhadap penumpang yang tiba dari luar negeri untuk mencegah penyebaran penyakit cacar monyet (Mpox) masuk ke Riau dengan cara mendeteksi suhu tubuh penumpang dan akan memberlakukan pengisian aplikasi SATUSEHAT Health Pass untuk masuk ke pelabuhan itu. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/foc.

JAKARTA, radarsampit.com – Kasus mpox atau cacar monyet kian mengkhawatirkan dunia. Sebab, tidak hanya menyerang orang dewasa, anak-anak pun dilaporkan banyak yang tertular.

Unicef melaporkan, lebih dari setengah kasus mpox dan hampir 80 persen kematian mpox Republik Demokratik Kongo terjadi pada anak. Kemudian, di Burundi, hampir 60 persen kasus mpox terjadi pada anak dan remaja di bawah 20 tahun.

Bacaan Lainnya

Mirisnya lagi, 21 persen kasus dialami anak berusia di bawah 5 tahun.

Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, ada beberapa alasan mengapa kasus mpox ini cukup banyak terjadi pada anak.

Di antaranya, varian baru clade 1b mpox yang banyak menginfeksi di Afrika ternyata juga menular pada anak-anak.

Fakta tersebut diperburuk dengan kondisi di beberapa negara Afrika yang tengah dilanda konflik. Munculnya kamp pengungsi turut disertai berbagai masalah lainnya.

Baca Juga :  Mulai Besok, Masuk Kalteng Wajib Tes PCR

Beberapa anak terpaksa tidur di tempat tidur yang sama dan berdesakan. Kondisi itu juga terjadi di rumah yang relatif sempit sehingga lebih memungkinkan kontak penularan terjadi.

Selain itu, kurangnya gizi dan rendahnya cakupan imunisasi turut berperan besar anak-anak mudah terpapar. ’’Terjadinya berbagai penyakit lain yang juga melanda di sana tentu turut berpengaruh terhadap kemungkinan tertular mpox,’’ ungkapnya kemarin.

Tjandra berharap pemerintah Indonesia bisa melakukan upaya pencegahan terbaik. Sehingga masyarakat, termasuk anak-anak, bisa terlindungi dari bahaya penyakit tersebut.

Saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat 14 kasus baru suspek mpox di Indonesia. Tes pun dilakukan untuk mengonfirmasi. Hasilnya, 9 suspek sudah dikonfirmasi negatif dari penyakit. Sisanya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa Indonesia jauh lebih siap menghadapi ancaman mpox. Sudah tersedia laboratorium polymerase chain reaction (PCR) di lebih dari 20 kabupaten/kota. Hasil pemeriksaan lab bisa keluar dalam rentang waktu 30 menit saja. Lalu, Indonesia juga sudah memiliki reagen untuk tes PCR mpox.



Pos terkait