Ada Gerakan Coblos Kotak Kosong di Tarakan, Simpatisan Klaim Tak Ditunggangi Siapa Pun

Kotak Kosong
PILWALI: Spanduk gerakan kotak kosong untuk Pilwali Tarakan terpasang di salah satu kelurahan di Tarakan. (prokal.co)

Sejauh ini pihaknya belum melihat alasan yang jelas yang mendasari munculnya gerakan tidak memilih calon tunggal. Menurutnya, dalam sebuah gerakan tentunya terdapat alasan konkrit.

Misalnya ketidakpuasan atas kinerja pemerintah atau adanya janji yang tidak ditunaikan kepada daerah dalam 5 tahun. Sehingga melihat kondisi ini, ia menduga gerakan tidak memilih calon tunggal bukanlah sebuah gerakan yang berdasarkan keresahan masyarakat, namun lebih kepada sikap sentimentil bermuatan politik.

Bacaan Lainnya

“Yang kita mau pastikan jangan sampai gerakan dibuat hanya untuk menjatuhkan dengan hal-hal yang tidak etis, katakanlah sentimen pribadi.

Kami berharap siapa pun yang ada dalam kelompok kecil itu, dapat duduk bersama kita, berdialog, berdiskusi dan menjelaskan apa sih yang menjadi keresahan mereka. Sampai saat ini kita kan belum melihat pemaparan poin-poin catatan keresahan itu,” katanya.

Baca Juga :  Tak Kuat Tahan Nafsu, Lansia Ini Cabuli Bocah 10 Tahun

“Berbeda pilihan itu hal yang lumrah, tapi tentu kita memiliki alasan yang jelas menentukan pilihan kita. Bagaimana pun tidak ada pemimpin yang sempurna di seluruh dunia, semua punya kekurangan dan tentu itu akan menjadi evaluasi.

Kami tentu selalu siap, jika nantinya pihak gerakan yang dimaksud ingin berdialog, kami siap. Karena bagaimanapun politik seharusnya mencerdaskan semua orang. Barangkali dalam 5 tahun masih ada masyarakat belum mengetahui apa saja yang dibuat Pak Dokter, kita siap memaparkan dan kita siap meluruskan apa yang selama ini mungkin masih menjadi pertanyaan di masyarakat,” terangnya.

Dengan kondisi ini, sehingga menurutnya diperlukan sikap kritis masyarakat dalam menelaah setiap fenomena menjelang pilkada. Masyarakat memiliki penilaian masing-masing dan ia meyakini masyarakat memiliki kemampuan tersebut dalam menentukan pilihannya. Sehingga ia menegaskan, jika gerakan tidak memilih calon tunggal tidak memengaruhi aktivitas relawan Kharisma.

“Saya yakin masyarakat cerdas, masyarakat bisa menilai mana pemimpin yang bekerja dan tidak. Saya pikir masyarakat bisa kembali melihat jejak digital apa yang sudah dilakukan Dokter Khairul dalam 5 tahun terakhir.



Pos terkait