ASTAGA!!! Premanisme Merajalela di SPBU, Sopir Dipaksa Setor Ratusan Ribu

truk antre solar di spbu
ANTRE SOLAR: Sejumlah truk mengantre mengisi BBM di SPBU MT Haryono, Sampit, Sabtu (13/8) lalu. (RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Aksi premanisme yang diduga merajalela di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Kota Sampit membuat para sopir sengsara. Mereka dipaksa membayar uang dengan kedok parkir dengan nilai tak masuk akal. Sejumlah sopir mengaku harus menyetor hingga ratusan ribu rupiah.

”Ini uang kejahatan. Bukan uang yang sedikit jumlahnya. Paling murah kami membayar ke preman di SPBU dari Rp 50 ribu, Rp 150 ribu, Rp 200, Rp 250 ribu, dan paling mahal Rp 600 ribu. Kalikan saja berapa unit kendaraan, berapa banyak preman meraup keuntungan dari sopir,” ucap seorang sopir yang meminta namanya tak disebutkan, Sabtu (13/9) lalu.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, pungutan itu membuat para sopir sengsara. Mereka tak ada pilihan selain membayar, karena sangat memerlukan solar. Di sisi lain, dia menyesalkan kejahatan tersebut tidak ditindaklanjuti aparat berwenang.

”Setiap SPBU dapat kiriman solar dari Pertamina. Dapat berapa unit truk yang kebagian jatah. Sehari saja, berapa banyak uang yang mereka hasilkan dari memeras, memalak, membegal sopir?” ujarnya.

Baca Juga :  Makamkan Dua Pasien Covid-19 dalam Semalam

”Tidak mungkin. Kejahatan nyata di depan mata sampai tak tahu. Jangan-jangan ada persekongkolan atau kejahatan berjemaah. Di situ ada korban, pelaku jelas, barang bukti jelas. Kasihan kami para sopir truk di Sampit harus bayar uang masuk sebegitu banyaknya untuk uang masuk SPBU atau alasan parkir,” tambahnya.

Sebagai seorang sopir, dia mengaku keberatan dengan aksi pemalakan yang dilakukan oleh preman di SPBU. Untuk mendapatkan solar, mereka dipersulit.

”Mencari solar melebihi sulitnya mengantre menunggu bantuan sosial. Kami merasa terbebani. Kami juga punya keluarga. Kami juga perlu uang untuk membiayai hidup keluarga sehari-hari,” keluhnya.

Sopir lainnya juga berharap Polres dan Pemkab Kotim menghentikan bisnis pungutan di beberapa SPBU di Kota Sampit. ”Mohon Pak Kapolres Kotim, Bupati Kotim, agar pungli premanisme di beberapa SPBU di Kotim segera ditindaklanjuti,” ujarnya.

Dia juga kecewa dengan tarif yang dipatok preman. ”Parkir antrean di SPBU bisa capai Rp 400 ribu per unit. Ini parkir atau bayar hotel?” katanya.



Pos terkait