AWAS!!! Banyak ”Ranjau” Berbahaya di Jalan Lingkar Selatan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dinilai sudah tak berdaya memperbaiki Jalan Moh Hatta (jalur lingkar selatan) yang rusak parah
SURVEI LOKASI: Dishub Kotim bersama Satlantas Polres Kotim saat memantau kondisi jalan rusak di jalur lingkar selatan Kota Sampit, Senin (8/11) lalu. (IST/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dinilai sudah tak berdaya memperbaiki Jalan Moh Hatta (Jalur Lingkar Selatan) yang rusak parah. Hal tersebut membuat Pemkab Kotim mengusulkan agar pengusaha angkutan berat membentuk asosiasi untuk menggalang dana guna menangani jalur tersebut.

Menindaklanjuti jalur lingkar selatan yang kembali rusak, Kabid Lalu Lintas Angkutan Jalan Dishub Kotim Rino Mulya bersama Satlantas Kotim, Senin (8/11) lalu, melakukan survei lokasi. Hasilnya, sepanjang 6.900 meter ruas tersebut rusak. Selain itu, sepanjang 1.980 meter jalan yang belum ditangani.

Bacaan Lainnya

”Ada sekitar 60 kubangan yang cukup dalam, antara 50-80 cm. Angkutan berat yang melintas cukup berisiko, apalagi ketika kubangan itu tergenang air. Kedalaman kubangan semakin tidak terduga. Terlihat dangkal, ternyata dalam. Kendaraan yang melintas berisiko terjebak dalam kubangan,” kata Rino Mulya. Meski demikian, lanjutnya, ruas itu masih bisa dilewati asalkan sopir lebih hati-hati.

Menindaklanjuti hasil survei tersebut, Dishub Kotim kembali menggelar rapat yang dipimpin Kepala Dishub Kotim Johny Tangkere Kamis (11/11) lalu, dengan mengundang pihak perusahaan. Namun, yang datang hanya perwakilan dari lima perusahaan. Padahal, perusahaan CPO di Kotim berjumlah 43 pengusaha.

Baca Juga :  Akhirnya, Jalan Rusak Parah di Sampit Ini Mulai Diaspal

Johny mengatakan, Pemkab Kotim berupaya tetap menjaga jalur dalam kota agar tidak semakin rusak. Karena itu, pihaknya meminta agar pengusaha CPO membentuk asosiasi dan segera melakukan penggalangan dana untuk penanganan jangka pendek di jalur lingkar selatan agar aman dilewati kendaraaan angkutan berat.

”Kami meminta pengusaha angkutan transportir CPO dan kernel di Kotim segera membentuk asosiasi atau koperasi dan segera menggalang dana dengan menyumbang material agregat kelas B,” kata Johny.

Johny memberikan tenggat waktu paling lambat akhir November pengusaha sudah bergerak memberikan sumbangsihnya agar jalur lingkar selatan bisa fungsional dengan aman dan lancar.

”Penggalangan dana atau urunan untuk pembelian agregat kelas B berbeda-beda. Untuk penggalangan disarankan khususnya bagi kendaraan yang melintas dan melakukan loading CPO atau kernel ke arah Pelabuhan Bagendang melewati lingkar selatan agar menentukan nilai urunan yang disepakati semua pengusaha yang terlibat,” ujarnya.



Pos terkait