Banjir Parah, Kota Nanga Bulik Kian Tenggelam

Jumlah Warga Terdampak Meningkat Drastis

mengungsi
MENGUNGSI: Lokasi pengungsian warga terdampak banjir di Kabupaten Lamandau. Kondisi Banjir di wilayah Kabupaten Lamandau semakin parah. Sejumlah wilayah di daerah hilir kini paling merasakan dampaknya. (Istimewa/Radar Sampit)

NANGA BULIK, radarsampit.com – Kondisi Banjir di wilayah Kabupaten Lamandau semakin parah. Sejumlah wilayah di daerah hilir kini paling merasakan dampaknya.

Jumlah warga terdampak banjir kini naik hampir dua kali lipat dari tiga hari lalu setelah Kota Nanga Bulik mulai tenggelam sejak beberapa hari terakhir.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Berdasarkan update data dari BPBD kabupaten Lamandau, per 16 Oktober kemarin, jumlah desa/kelurahan yang terdampak banjir ada 38 desa/kelurahan di tujuh kecamatan. Dengan total jumlah warga terdampak banjir kini mencapai 3.238 KK / 9.740 jiwa.

Warga terdampak yang paling banyak berada di Kecamatan Bulik, mencapai 6.191 jiwa. Karena merupakan ibukota kabupaten dengan kepadatan penduduk tertinggi.

banjir nanga bulik 2
KEBANJIRAN: Sejumlah kawasan di Kota Nanga Bulik yang terendam banjir. Petugas BPBD Lamandau saat mengevakuasi warga dan barang berharganya. (Istimewa/Radar Sampit)

Sementara itu, hampir 3.000 rumah sudah terendam banjir dan sekitar 100 unit fasilitas umum dan fasilitas sosial juga ikut terdampak banjir. Sehingga lebih dari 200 jiwa sudah Pindah ke tenda-tenda pengungsian.

Baca Juga :  Gandeng ITB, BPJS Ketenagakerjaan Launching Tabel Mortalitas 2022

“Saat ini kita masih fokus penanganan evakuasi barang, warga, serta memberi bantuan tenda, terpal bagi warga , serta logistik untuk khusus yang mengungsi,” tutur Joni Hardi Kabid rehabilitasi dan rekonstruksi BPBD Kabupaten Lamandau.

Terpantau beberapa lokasi di Kota Nanga Bulik telah terendam banjir cukup parah. Melihat kondisi air dan curah hujan, diperkirakan banjir bisa lebih parah lagi seperti kejadian banjir besar tahun 2020 lalu.

Beberapa jalan utama dalam kota mulai terendam banjir cukup tinggi, seperti jalan Batu Batanggui yang kini hanya bisa dipakai 1 jalur karena jalur sebelahnya sudah terendam cukup parah. Jalan lingkungan di RT 8 dan RT 1 Nangabulik juga tidak bisa dilewati lagi. (mex/sla)

 

 

 



Pos terkait