Beratnya Perjuangan KPPS Menjaga Suara Warga

Lembur hingga Dini Hari, Ada yang Kapok, Ada yang Siap Bertugas Lagi

petugas KPPS
LEMBUR: Petugas KPPS di TPS 31 harus lembur saat proses penghitungan surat suara, Rabu (14/2/2024). (ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)

Beban kerja Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menguras waktu dan tenaga. Sebagian besar bertugas dari pagi ketemu pagi. Para penjaga suara wajib mendapat apresiasi tertinggi.

HENY-RADO, Sampit | radarsampit.com

Bacaan Lainnya

Sejak pagi 14 Februari, petugas KPPS sudah mulai siaga di tempat pemungutan suara (TPS). Dari pukul 07.00-13.00 WIB, mereka melayani warga hingga tuntas menyalurkan hak politiknya.

Tugas belum selesai. Tahapan selanjutnya lebih berat. Penghitungan suara harus dilakukan dengan cermat dan teliti untuk menghindari kesalahan. Jumlahnya tak sedikit. Apalagi ada banyak jenis surat suara yang harus dihitung, yakni presiden dan wakil presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten.

”Setelah proses penghitungan suara selesai, kami izin istirahat makan sebentar. Setelah itu menerima warga yang masuk dalam DPTb (daftar pemilih tetap tambahan) ada sekitar 20 orang. Dilanjutkan penghitungan suara presiden, DPRD kabupaten, DPD RI, DPR RI, dan DPRD provinsi,” kata Vina Damayanti, anggota KPPS TPS 31 Kelurahan Baamang Hulu, Selasa (15/2/2024).

Baca Juga :  Bupati Kotim Usulkan Bantuan untuk Partai Politik Ditambah

Vina menuturkan, proses penghitungan suara dihadiri semua saksi partai politik, DPD RI, hingga paslon presiden dan wakil presiden. ”Penghitungan paling lama untuk surat suara DPRD kabupaten karena banyak. Harusnya kami dahulukan penghitungan suara presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD provinsi, baru terakhir DPRD kabupaten. Ini yang paling menguras waktu dan energi,” katanya.

Di TPS 31 Kelurahan Baamang Hulu tercatat ada 187 DPT dikalikan masing-masing pemilih mencoblos lima surat suara pemilihan yang berbeda. ”Itu yang membuat prosesnya menjadi lama. Dari pagi sampai jam tiga subuh penghitungan suara baru selesai. Tidak ada yang tidur. Setelah selesai, ada saksi yang sampai ketiduran di TPS karena tidak kuat menahan kantuk,” ujarnya.

”Ada juga kawan saya yang bertugas jadi KPPS. Baru selesai jam lima subuh, tujuh pagi, dan ada yang baru selesai jam sepuluh. Suami saya Ketua KPPS di TPS 28, jam setengah tiga subuh sudah selesai,” tambahnya.



Pos terkait