Beratnya Perjuangan KPPS Menjaga Suara Warga

Lembur hingga Dini Hari, Ada yang Kapok, Ada yang Siap Bertugas Lagi

petugas KPPS
LEMBUR: Petugas KPPS di TPS 31 harus lembur saat proses penghitungan surat suara, Rabu (14/2/2024). (ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)

Sabirin, Ketua KPPS TPS 23 Kelurahan Baamang Hilir Jalan Imam Bonjol menambahkan, penyerahan lima kotak suara dari TPS ke PPS menuju kantor kelurahan juga dikawal aparat kepolisian.

”Setelah penghitungan suara selesai jam sebelas malam, kami lanjut membuat berita acara dan memastikan dokumen dalam kotak suara harus teliti, tidak ada yang salah masuk atau berkas tertukar,” ujar Sabirin.

Bacaan Lainnya

Kotak suara kemudian disegel, disaksikan saksi dari parpol ermpat orang dan saksi paslon presiden tiga orang dari pagi hingga selesai penghitungan suara.

”Setelah semua selesai, lima kotak suara diberangkatkan jam 02.15 WIB subuh tadi dan sampai diterima PPS jam 02.30 WIB. Tidak hanya kotak suara, semua kelengkapan logistik pemilu harus dikembalikan sesuai ketentuan,” ujarnya.

Menurutnya, proses pemungutan sampai penghitungan suara berjalan lancar. Hanya ada kendala ringan karena penempatan TPS di luar ruangan, ditambah cuaca yang panas, hingga cukup melelahkan petugas.

Baca Juga :  PPK Bulik Temukan Formulir C Hasil Plano Tidak Sesuai Sirekap

”KPPS juga memberikan salinan penghitungan suara kepada saksi menggunakan printer yang sudah lama, sehingga sedikit membuat lamanya proses penghitungan suara selesai,” katanya.

Indra, anggota KPPS di TPS 3 Kelurahan Mentawa Baru mengaku menjadi anggota KPPS ingin menambah pengalaman. ”Begitu selesai penghitungan suara, sampai rumah jam enam pagi hanya mandi, terus lanjut bekerja lagi,” ucap karyawan swasta ini.

Waktu istirahat yang kurang sampai tidak tidur sepanjang malam juga dialami Ali, anggota KPPS di TPS 3 Kelurahan Mentawa Baru Hulu. ”Selesai penghitungan suara, badan langsung drop, kepala pusing, terpaksa izin bekerja. Sepertinya cukup sekali saja menjadi anggota KPPS,” katanya.

Doyok, anggota KPPS di Desa Luwuk Bunter mengatakan, proses perhitungan suara paling menguras tenaga. Beruntungnya mayoritas petugas di TPS masih berusia muda.

”Untungnya petugas kami masih muda-muda, sehingga bisa tetap menuntaskan hingga pagi,” ujarnya.

”Semalaman tidak ada tidur sama sekali. Yang penting bagi kami, surat suara sudah bisa digeser ke desa, dilanjutkan ke kecamatan. Baru kami bisa istirahat,” katanya.



Pos terkait