Beratnya Perjuangan KPPS Menjaga Suara Warga

Lembur hingga Dini Hari, Ada yang Kapok, Ada yang Siap Bertugas Lagi

petugas KPPS
LEMBUR: Petugas KPPS di TPS 31 harus lembur saat proses penghitungan surat suara, Rabu (14/2/2024). (ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)

Tugas KPPS mereka belum selesai sepenuhnya. Tubuh yang sudah kelelahan dipaksa menuntaskan pekerjaan mengunggah berkas hasil penghitungan suara ke aplikasi Sirekap.

”Ada 66 berkas foto hasil penghitungan suara yang diunggah. Paslon presiden ada tiga berkas, DPD tiga berkas, dan DPR RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten masing-masing 20 berkas,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Vina mengaku mengalami kendala saat mengunggah hasil penghitungan suara karena server Sirekap sempat down. ”Mungkin karena seluruh KPPS di Indonesia memakai aplikasi Sirekap untuk upload hasil penghitungan suara, jadi loadingnya lama. Proses upload baru selesai jam setegah lima subuh,” ujarnya.

Setelah proses penghitungan suara di TPS selesai, seluruh kelengkapan logistik pemilu dibawa panitia pemungutan suara (PPS) ke kelurahan dan desa.

”Semua surat suara beserta kelengkapan lainnya dimasukkan ke kotak suara, dijadikan satu sesuai kategori lima pemilihan. Pagi itu juga diantar ke kelurahan. Sampai sore informasinya kantor kelurahan masih dikawal petugas keamanan. Di Kelurahan Baamang Hulu totalnya ada 33 TPS. Jadi bertahap dibawa PPS ke panitia pemilihan kecamatan (PPK),” katanya.

Baca Juga :  Nekat Jadi Istri Kedua, PNS Perempuan Bisa Dipecat

Hal serupa dialami Fahrul Jainal Ilmi, anggota KPPS di TPS 23, Kelurahan Baamang Hilir yang harus bekerja lembur menghitung suara sampai pukul 03.00 WIB.

”Ada waktu istirahat makan, salat, mandi, terus lanjut lagi penghitungan suara. Selesai jam tiga subuh. Sampai rumah istirahat sebentar, paginya lanjut bekerja lagi,” ucap pria yang berprofesi sebagai PNS ini.

Meski mengetahui beban kerja menjadi anggota KPPS sangat melelahkan, Fahrul mengaku sudah berpengalaman menjadi KPPS selama tiga kali pemilu. Dia tak kapok jika suatu saat dipercaya bertugas sebagai KPPS lagi pada pemilu yang akan datang.

”Capek sudah pasti, tapi bukan berarti kapok. Kalau diberikan kesempatan menjadi KPPS, insya Allah saya siap mengabdi dan inilah cara saya mendukung dan menyukseskan pemilu secara nyata dengan ikut terlibat menjadi bagian dari penyelenggara pemilu. Apalagi pemilu ini momen langka yang hanya diadakan setiap lima tahun sekali,” ujarnya.



Pos terkait